Juldi (Foto: Hapri Nelpan) |
Juldi yang berumur 13 Tahun merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara. Adik kandungnya saat ini, Narto berumur 7 Tahun dan sedang duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD).
Menurut keterangan, Buntu Karaeng saat ditemui di Bambang, jumat (10/11/2017) lalu. Juldi saat berumur 7 tahun dapat berjalan dengan batuan orang tuanya namun saat berumur 9 tahun dimana anak tersebut mengalami luka di bagian kaki hingga kukunya terkelupas disitulah Juldi mulai tidak dapat berjalan dengan baik hingga mengalami kelumpuhan.
Lanjut Buntu, Pihaknya memang menerima Kartu BPJS Kesehatan namun anak tersebut tidak dibawa ke Rumah Sakit (RS) lantaran tidak memiliki biaya cukup untuk kesana. "Memang BPJS bisa membantu untuk pengobatan namun biaya hidup sehari-hari untuk keluarga yang menemani serta ongkos kesana kami tidak punya bahkan untuk makan sehari saja kami harus banting-tulang,"tuturnya.
Katanya, upah sehari yang saya dapat dengan membantu tetangga di sawah atau di kebun Rp 50.000. penghasilan itu jika dibelanjakan kebutuhan sehari-hari sangat terbatas apalagi harga-harga sembako juga makin meningkat.
Sementara, Attim yang merupakan ibu kandung Juldi menerangkan. Pihaknya pernah membawa Juldi ke Puskesmas dan yang diberikan hanya obat sehingga jika obatnya habis ayahnya yang langsung berhubungan ke petugas Puskesmas untuk mengambil obat.
"Bantuan pemerintah yang kami rasakan hanya Kartu BPJS, diluar dari itu tidak ada. Hal ini membuat Juldi hanya dirawat seadanya di rumah,"ungkapnya.
Ia berharap, ada uluran tangan Pemerintah Daerah (Pemda) guna meringankan penyakit yang diderita anaknya. (hpn/har)