-->

Hot News

Belajar Tulus dari Yahyaddin, Berjuang Antar Siswa Pelosok Ukir Prestasi

By On Minggu, November 25, 2018

Minggu, November 25, 2018

Yahyaddin dan siswinya Asmaul Husna saat mengikuti OLSN di Jakarta belum lama ini (handover Yahyaddin)

MAJENE, MASALEMBO.COM - Ibarat kata pepatah, buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya. Seperti itulah Yahyaddin, sosok guru nun jauh di pelosok Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Ayahnya bernama Usman T memang dikenal luas sebagai tokoh pendidik asal Dusun Taukong Desa Tandeallo. Alhasil Yahyaddin kemudian memilih jalur yang sama dengan mendiang ayahandanya itu. Menjadi guru. Dan kini Yahyaddin telah mendedikasikan diri di SMP Negeri 6 Malunda sebagai guru PNS.

Awak laman ini berkesempatan melakukan wawancara dengan Pak Guru Yahyadin, sapaan akrab siswa-siswinya di sekolah menengah pertama di Dusun Taukong itu. Sekedar diketahui, Dusun Taukong ini berjarak sekitar 35 kilometer arah timur Jl. Trans Sulawesi Poros Majene-Mamuju. Berada di dataran tinggi, akses menuju daerah ini cukup sulit. Selain terjal juga dipenuhi lumpur apatahlagi di musim penghujan seperti sekarang. Tak ada aspal, betonisasi hanya sebatas beberapa titik. Nyaris putus ketika puncak-puncaknya musim penghujan antara Nopember hingga Februari.

Kendati demikian, bukan alasan mengukir prestasi. Memang, lelaki berpenampilan selalu rapi ini layak diguguh dan ditiru. Betapa tidak, di tengah banyak keterbatasan sarana informasi dan media pembelajaran di sekolah dan lingkungannya yang tebatas akses transportasi- komunikasi, ia mampu mendidik siswa-siswi menjadi juara. Buktinya, tak kurang dari dua kali ia sukses meloloskan siswanya ke event nasional.

Sebut saja dua prestasi itu pertama pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Palembang 2015 lalu. Yahyadin sukses membawa seorang siswanya, Gugun Gunawan tampil pada lomba baca puisi. Kemudian tahun ini, ia kembali meloloskan siswinya Asmaul Husna ke Olimpiade Literasi Siswa Nasional (OLSN) di Jakarta pada lomba cipta cerpen.

Ketika awak media ini meminta komentar terkait giat dan pembinaan yang dia lakukan, Yahyaddin menuturkan banyak hal. Wajar saja jika anak muridnya berhasil menembus event nasional, mengalahkan ratusan sekolah lainnya di Sulbar. Menariknya ia melakukan pembinaan itu secara mandiri, bahkan di luar sekolah.

"Kegiatan di sekolah sampai siswa-siswa saya bisa lolos ke tingkat nasional yaitu dengan melaksanakan kegiatan literasi sekolah di awal pelajaran, mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang menulis cerpen yang dimulai dengan kegiatan kecil-kecilan seperti menulis di buku harian," kata alumni Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ini, Minggu (25/11).

Ia membeberkan, satu tips untuk memupuk presrasi muridnya adalah banyak membaca. Beruntung SMP 6 Malunda punya perpustakaan yang dapat menambah referensi, wawasan, ide anak-anak.

"Agar cerita lebih berisi, saya menyuruh siswa menulis pengalaman pribadi, menonton film yang benuansa mendidik dan terkadang menceritakan secara lisan," begitu kata Yahyadin menceritakan kisahnya yang diapresiasi banyak pihak.

Ketika di sekolah lanjutnya, anak-anak melakukan praktek menulis, membaca puisi dengan senang. Selain karena dikemas dengan model belajar variatif, ia mengaku menyampaikan pelajaran dengan hati yang tulus.

"Kegiatan ekstrakurikuler juga sering diajarkan tentang parafrase, kata turunan, ungkapan, diksi, dan majas yang akan lebih menghidupkan cerita," begitu tips meraih juara, kata ayah dua anak ini.

Sesang kegiatan yang ia lakukan di luar sekolah biasanya di sore hari. Anak-anak yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler berkumpul di kediamannya untuk kembali mendapat bimbingan cara menulis cerita dengan baik.

"Ya paling habis shalat ashar diberikan bimbingan sampai jam 5 sore mereka kembali kerumah masing-masing," ungkap pria kelahiran Taukong, 28 Agustus 1984 ini. (har/red)

comments