-->

Hot News

Cegah Perokok Usia Dini, Ini Cara Puskesmas Banggae II Majene

By On Kamis, Januari 31, 2019

Kamis, Januari 31, 2019

Kepala PKM Banggae II dr. Surianti Jaddu dan murid SD di Majene (Foto: Fyan Ilbas/ Humas Setda Majene)

MAJENE, MASALEMBO.COM - Menurut ahli medis, merokok mempunyai banyak efek buruk. Bisa merusak organ tubuh dan juga menganggu orang sekitar yang dekat asap rokok. Maka dari itu banyak hal dilakukan agar orang-orang tidak merokok atau berhenti menghisap zat-zat dalam rokok.

Nah di Puskesmas Banggae II Kabupaten Majene, Provinsi Sulbar, ada kampanye anti rokok yang melibatkan anak-anak. Kampanye ini disebut Gemar (Generasi Muda Anti Rokok), menyasar murid-murid sekolah dasar (SD). Tujuannya untuk memberikan edukasi guna menghindari lahirnya perokok baru di usia muda. Memang, hasil riset menunjukkan, awal perokok lebih dominan dimulai di usia dini. Riset yang dirilis oleh Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI) seperti dimuat republika, bahwa kebiasaan merokok di kalangan remaja telah dimulai saat mereka berusia antara 9 sampai 12 tahun. Saat ini sebanyak 1.100 juta remaja di dunia tercatat sebagai perokok aktif dimana 45 persennya adalah kalangan pelajar. 

Atas dasar pemikiran itulah berbagai kampanye berhenti merokok telah dibuat. Pada bungkus rokok di Indonesia pun diberi peringatan bahaya rokok. Namun, beberapa kampanye tidak mendapat perhatian serius kaum remaja.

Kepala Puskesmas Banggae II dr. Hj. Surianti Jaddu mengatakan, Gerakan Gemar yang digaungkan PKM Banggae II merupakan salah satu strategi promosi kesehatan untuk mencegah perokok pemula. Dengan kegiatan ini diharapkan genersi muda khususnya di Majene terhindar dari asap rokok, baik aktif maupun pasif.

"Generasi muda merupakan harapan kita untuk melanjutkan estapet pembangunan bangsa, maka perlu mengetahui lebih awal dan terhindar dari bahaya asap rokok," kata dr Surianti, Rabu (30/1/2019). 

Kegiatan ini, turut dihadiri camat Banggae Timur, Kepala Bidang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majene, Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten dan pihak sekolah.

Murid-murid SD yang mengikuti kampanye ini diperkenalkan dengan resiko merokok. Setidaknya, anak-anak akan mendapatkan informasi dini akan candu rokok yang berdampak buruk bagi masa depan mereka.

Berikut 4 dampak buruk merokok bagi anak di bawah 18 tahun, dikutip dari hellosehat.com

1. Paru-paru berhenti berkembang

Perkembangan paru-paru akan dipengaruhi jika melakukan kebiasaan merokok terlalu dini. Rokok menyebabkan gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan paru pada anak-anak dan remaja, hal ini mengakibatkan paru-paru berhenti untuk tumbuh. Gangguan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang kronis hingga ia beranjak dewasa.

Menghentikan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja mungkin saja bisa membuat paru-paru kembali berkembang. Sebuah riset juga menyatakan bahwa jika anak merokok selama 20 hari, maka dampaknya pada paru seperti telah merokok selama 40 tahun, dan ia pun berisiko mengalami kanker paru.

2. Gejala penyakit jantung dan pembuluh darah yang terjadi lebih awal

Merokok pada usia yang muda dapat menyebabkan kerusakan sistem peredaran darah, yang kemudian akan bertambah parah saat ia tumbuh dewasa. Ketika ia memasuki usia dewasa, bukan tidak mungkin berbagai penyakit jantung langsung dapat dialaminya, seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung, serta stroke. Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda yang cukup tinggi terjadi di dunia.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Taiwan pada perokok aktif yang berusia muda menunjukkan bahwa ternyata dari kelompok tersebut banyak yang mengalami kondisi hipertrigliseridemia, neutrophilia, dan hiperkromia.

3. Kerusakan gigi

Kebiasaan merokok adalah penyebab utama dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi pada perokok aktif dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Sebuah riset juga membuktikan hal yang sama, yaitu perokok aktif yang berusia sangat muda mempunyai karies, plak, dan berbagai infeksi gusi dan mulut lebih banyak dibandingkan dengan anak seusianya yang tidak merokok.

4. Masalah pada otot dan tulang

Penelitian dalam lingkup yang cukup besar, dilakukan di Belgia dan melibatkan sebanyak 677 remaja. Dari penelitian ini diketahui bahwa remaja yang sering merokok memiliki kepadatan tulang yang rendah serta penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya terjadi pada usianya. Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang mengikutsertakan 1000 remaja laki-laki di Swedia menemukan bahwa kelompok yang merokok mengalami kerapuhan tulang pada bagian tulang belakang, leher, tengkorak, serta pada tangan dan kaki. (adv/red)

comments