-->

Hot News

Majene Peringkat 8 Nasional Rawan Bencana

By On Kamis, April 26, 2018

Kamis, April 26, 2018

Kepala BPBD Majene (tengah) berbincang dengan Bupati H Fahmi Massiara (Foto: Humas Setda Pemkab Majene)
MAJENE, MASALEMBO.COM - Guna memberikan pemahaman kepada masyarakat ketika menghadapi bencana alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene gelar simulasi penanganan bencana, Kamis (26/4). Simulasi yang melibatkan 500 orang itu, digelar di halaman kantor BPBD.

Kepala BPBD Majene, Mansur T mengatakan, simulasi tersebut cukup penting mengingat Kabupaten Majene berada pada peringkat delapan nasional rawan bencana.

"Sehingga kesempatan ini diharapkan sebagai wadah informasi kepada masyarakat untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan ketika menghadapi bencana alam," ujarnya.

Ia menyebut, kegiatan tersebut berdasarkan surat edaran Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan nomor surat 003-1//197 tanggal 6 April 2018. Dimana pada tanggal 26 April, ditetapkan sebagai hari kesiapsiagaan nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

"Peringatan hari kesiapsiagaan nasional ini, baru pertama kali dilaksanakan serentak sejak Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 ditetapkan, dan itu ditujukan kepada seluruh instansi, gubernur dan bupati seluruh indonesia," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Mansur T berterima kasih kepada Kodim 1401 Majene, yang telah melaksanakan hal serupa, kemarin Rabu (25/4).

"Saya ucapkan terima kasih kepada pak Dandim yang mendukung kegiatan ini," ucap Mansur.

Untuk memberi motivasi kepada semua unsur, lanjut Mansur, BPBD Majene kali ini melaksanakannya secara terpusat dengan melibatkan TNI, Polri, Sekolah, Kesehatan, Tagana dan PMR.

"Karena ada pelaksanaan UNBK dan UNPK, maka pelaksanaannya kita laksanakan di kantor BPBD Majene. Dengan slogan siap untuk selamat," pungkas Mansur T.

Bupati Majene Fahmi Massiara, mengapresisasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini diharapkan menjadi bekal bagi warga Majene untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan ketika menghadapi bencana alam.

"Kalau kita sering melaksanakan ini, tentu kita tidak akan panik. Karena kalau panik, hal yang bisa diselesaikan bisa jadi kacau," ujarnya.

Makanya, kata Fahmi, pihaknya melibatkan berbagai unsur yang sejalan dengan penanggulangan bencana, seperti Tagana, TNI dan PMR. Ia mengimbau para peserta nantinya dapat menjadi pelopor dalam penanggulangan bencana.

"Saya harap para peserta bisa menjadi penyuluh ke warga lainnya untuk menyampaikan informasi penting ini," tandasnya. (tfk/har)

comments