-->

Hot News

RSUD Majene Bantah Almaidah Derita Gizi Buruk

By On Minggu, Januari 26, 2020

Minggu, Januari 26, 2020


Tampak depan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene. (Dok: Masalembo.com)


MAJENE, MASALEMBO.COM - Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene membantah pasien Almaidah (15) tahun menderita gizi buruk. Direktur RSUD Majene dr Yupie bersikeras, jika pasien meninggal dunia itu lantaran penyakit kronis bukan karena gangguan gizi. Yupie menegaskan, pasien rujukan Puskesmas Sendana tersebut menderita penyakit kronis sebab berobat tidak teratur.

"Penyakit kronis ini memang jika tidak diobati dengan baik ujungnya adalah menimbulkan kematian dan tampakannya adalah kurus kering," ucap Yupie, Minggu (26/1/2020).

Menurut Yupie, kalau pasien dengan penyakit kronis itu diobati benar, kondisinya akan membaik. Sayangnya, pasien Almaidah ketika dirujuk ke RSUD Majene justru sudah dalam kondisi sangat parah.

Kata dia, tubuh kurus yang tampak terlihat dari pasien, dikarenakan efek dari penyakit kronis yang diderita. "Jadi saya tidak mau bilang dia gizi buruk, kalau gizi buruk berarti kekurangan energi protein, nah dia ini tidak, dia penyakit kronis yang kondisinya sudah terminal, maka dia kurus kering seperti itu," ucap mantan Kepala Puskesmas Banggae I Majene ini.


Sebelumnya, remaja perempuan Almaidah (15) ini dirujuk dari Puskesmas Sendana, Kamis (23/1/2020) lalu. Namun malang warga Somba Tenggara yang didiagnosa pihak Puskesmas mengalami gizi buruk itu meninggal dunia tak lama setelah dirawat di ruang ICU RSUD Kabupaten Majene.

Relawan Sosial yang juga kerabat pasien mengatakan, pihak Rumah Sakit Majene terlambat menangani pasien tersebut. Lambannya penanganan lantaran pihak RSUD terlambat menerima rujukan dari Puskesmas Sendana. Alasannya klasik saja, ruangan perawatan di Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah itu sedang full terisi pasien.

"Saya sesalkan tidak ada tindakan pihak medis, kan kalau gizi buruk itu kejadian luar biasa," ucapnya AR, relawan yang juga kerabat pasien mendiang Almaidah.

AR mengatakan, pasien akhirnya dapat 'dirujuk paksa' ke Rumah Sakit setelah pihaknya menghubungi seorang pejabat teras di daerah ini. Namun, pernyataan AR dibantah Direktur RS Majene, dr Yupie.

"Kalau ditolak ya kami tidak akan pernah menerima pasien ini, tapi buktinya pasiennya masuk di rumah sakit kan, dan ditangani kan," ucap Yupie, menolak istilah pasien dirujuk paksa.

Yupie membantah pihak Rumah Sakit lambat mengambil tindakan terhadap Almaidah. Ia mengatakan pasien tersebut justru masuk daftar waiting list (daftar tunggu) dan harus menunggu antrian hingga pihak rumah sakit benar-benar siap menerima karena pasien yang harus diisolasi. (har/red)

comments