-->

Hot News

Kuatir Covid-19, Muswil Pemuda Muhammadiyah Sulbar Terancam Ditunda

By On Rabu, Agustus 12, 2020

Rabu, Agustus 12, 2020

Lambang Pemuda Muhammadiyah (inet)


MAMUJU, MASALEMBO.COM - Wacana penundaan Musyawarah Wilayah (Muswil) III Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Barat mencuat saat pelaksanaan rapat bersama Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten se-Sulbar, Selasa (11/8/2020) malam. Padahal, sedianya Muswil III bakal digelar akhir pekan ini yakni 15 sampai 16 Agustus 2020 di Kabupaten Mamuju.

Permintaan penundaan pelaksanaan Muswil diusulkan sejumlah Pimpinan Daerah (PDPM). Diantaranya PDPM Kabupaten Polman, Majene, Mateng dan Pasangkayu.

Ketua PDPM Majene Wahyu S Kuba mengatakan, permintaan penundaan Muswil bukan tanpa alasan, melihat peningkatan jumlah penderita Covid-19 di Sulbar khususnya di Kabupaten Mamuju yang terus meningkat membuat pimpinan daerah meminta agar Muswil ditunda. 

Wahyu menjelaskan, sikap PDPM Majene meminta penundaan Muswil dengan pertimbangan tersebut lantaran trend Covid-19 yang terus meningkat. Namun jika harus digelar maka ia mengusulkan agar Muswil secara virtual alias daring. 

"Ini menjadi pilihan solusi yang ditawarkan oleh PDPM Majene. Kami mengusulkan daring dengan beberapa pertimbangan itu," ujar Wahyu via telepon, Rabu (12/8).

Menurutnya, pertabahan jumlah terinfeksi Covid-19 di Mamuju berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 menegaskan bahwa pandemi masih sangat perlu diwaspadai, apalagi dengan munculnya klaster baru dari perkantoran.

Rapat virtual PDPM dan pegurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulbar, Selasa (12/8/2020) malam. (egi/masalembo.com)

"Fakta penambahan klaster terjadi pada perkantoran, kegiatan pertemuan, dan tepat fasilitas umum," ujar Wahyu.

Ia mengatakan, organisasi Pemuda Muhammadiyah harus menjadi rolmodel percepatan penyesuaian hidup di new normal. Karenanya peralihan kebiasaan dari konvensional menuju digital menjadi pilihan yang tepat sehingga Muswil Pemuda Muhammadiyah dapat menjadi rujukan bahwa dengan virtual tetap dapat bermusyawarah.

Wahyu juga menyampaikan dasar pemikiran dengan mengutip hadis nabi:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari).

Sebelumnya, Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulbar Firman Haris melalui rapat diperluas yang diikuti PDPM se-Sulbar, Selasa malam menegaskan, pihaknya telah menyiapkan dan siap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Muswil III di Mamuju secara konvensional. Bahkan ia mengaku panitia sudah mengantongi rekomendasi pelaksanaan Muswil dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari Pemkab Mamuju.

"Rekomendasi ini sudah dikeluarkan, tentu dengan berberapa catatan penerapan protokol kesehatan Covid-19, dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Sulbar siap mengkawal penerapan protokol kesehatan Covid-19 selama Muswil," tegas Firman.

Firman mengatakan, seharusnya Muswil tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Apalagi panitia telah menyiapkan berbagai fasilitas guna menyukseskan musyawarah tertinggi di tubuh Pemuda Muhammadiyah Sulbar itu.

Hal senada disampaikan kordinator steering committe, Kaharuddin. Menurutnya, tawaran opsi pelaksanaan Muswil secara virtual tak akan maksimal sebab Musyawarah Wilayah akan digelar dengan segala ketentuan sesuai mekanisme dan ketentuan organisasi. 

"Kami justru sudah menyusun semua draf agenda Muswil, ini malam pun kalau diperlukan sudah siap," kata Kaharuddin.

Kaharuddin menyebut, sejumlah agenda seperti pembahasan AD/ART, arah dan kebijakan organisasi, sidang komisi dan pleno akan sangat terhambat jika Muswil digelar secara virtual. "Sebab Muswil ini tidak hanya bicara soal pemilihan, tetapi bagaimana mekanisme bisa berjalan secara maksimal," ujarnya. (har/red)








comments