-->

Hot News

Akui Sejumlah Masalah Sejak Tanggap Darurat, Ini Kata Sekprov Idris

By On Minggu, Februari 14, 2021

Minggu, Februari 14, 2021


Sekprov Muhammad Idris DP saat melakukan analisis dengan tim ahli tata ruang tentang kemungkinan paling cepat pemindahan sebagian rumah di Kampung Kabiraan, Kecamatan Ulumanda. (Foto: Ist/masalembo.com)

MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP mengakui berbagai masalah penanganan gempa Sulbar ditemukan sejak masa tanggap darurat. Namun, Komandan Posko Transisi Darurat ke Pemulihan Penanganan Gempa Mamuju dan Majene ini menyatakan, selama masalah itu dikelola dengan baik akan ditemukan solusi yang terbaik.

Menurut Idris, selama dua bulan pasca pencabutan masa tanggap darurat, posko transisi akan melakukan penguatan di sejumlah sisi penanganan. Semua ini dilakukan agar target pemulihan segera dapat terealisasi secara sempurna. Hal ini disampaikan dalam acara temu relawan dan pemerintah yang dilaksanakan di pokso utama Mamuju, Kamis (11/2/2021).

Menurutnya, sejak tanggap darurat, sejumlah permasalahan telah ditemukan. Satu-persatu persoalan tersebut harus diuraikan dan kini kedisiplinan di setiap klaster memang diperlukan.

“Selama masa transisi ini, kita akan melakukan penguatan di 4 klaster. Yang pertama adalah kepengungsian, pemulihan, kesehatan dan yang keempat adalah logistik. Sejauh ini kita melihat bahwa 4 klaster ini yang selalu menjadi isu dalam penanganan bencana. Sehingga keseriusan memang diperlukan," tuturnya.

Pada klaster kepengungsian prioritasnya adalah ketersediaan dapur umum, keamanan, manajemen pengungsian, perlindungan kelompok rentan, serta pengelolaan informasi di bidang pengungsian dan perlindungan. Sementara di klaster pemulihan akan berkenaan dengan pendataan rumah rusak dan dana tunggu hunian yang dipersiapkan sebanyak 500 ribu perbulan selama 6 bulan.

“Kalau di klaster kesehatan, ada 2 rumah sakit yang tetap beroperasi yakni RSUD Sulbar dan juga RS Bhayangkara. Selain itu kita juga didukung dengan rumah sakit lapangan dari TNI AD. Rumah sakit lapangan ini berkapasitas 100 tempat tidur. Disana tersedia dokter spesialis. Bahkan layanan untuk smeua jenis penyakit, serta membuka klinik untuk warga," kata Idris

Selanjutnya Idris menyebutkan dari klaster logistik uraian manajemen yang perlu dilaksanakan adalah pendataan, penyimpanan atau pergudangan, distribusi serta keamanan logistik sehingga semua warga yang terdampak dapat memperoleh haknya.

Dihadapan para relawan Idris mengakui bahwa relawan sangat banyak membantu kerja-kerja pemerintah dalam penanganan bencana. "Relawan sangat membantu dan professional. Basis kerjanya adalah masalah. Sehingga semua selalu diawali dengan assessment. Nah, kalau kerja dengan mengelola masalah maka pasti akan cepat menemukan penyelesaian. Saya dan pak Dandim berani melanjutkan amanah di masa transisi ini karena kami yakin ada kekuaatan relawan yang mendukung kami," tutupnya. (dc6/red)

comments