-->

Hot News

Candu Tiktok di Tengah Pandemi Covid-19

By On Kamis, Mei 21, 2020

Kamis, Mei 21, 2020

*Sri Lusi Rahmawati Surun
  

Tiktok adalah subuah aplikasi video pendek buatan perusahaan teknologi Cina, ByteDance Inc, yang diresmikan pada bulan September 2016. Tiktok resmi masuk ke Indonesia setahun setelah peresmiannya di Cina. Awal mula kemunculan tiktok Indonesia pun meledak sesuai target tim marketing tiktok itu sendiri. Target dari pengguna tiktok adalah kalangan remaja, akan tetapi generasi anak- anak di Indonesia pun memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar terhadap tiktok. Bahkan dari survey yang dilakukan pengguna tiktok sendiri lebih banyak digunakan oleh generasi anak-anak, yang usianya berkisar dari 7 sampai 15 tahun.  


Dari hal ini pula mengapa tiktok mengundang kontroversi karena sebagian besar masyarakat Indonesia menolak keberadaan tiktok karena dianggap tidak pantas. Tepat pada tanggal 3 Juli 2018 Kemenfominfo telah resmi memblokir tiktik dari Indonesia. Ada berbagai alasan yang diberikan dari pihak Kemefominfo dalam memblokir aplikasi tersebut, salah satunya ialah adanya konten yang berbau negatif dan pengaturan umur pengguna yang terlalu dini.

Setelah ada pemblokiran dari pihak Komenfominfo pihak dari tiktok langsung datang ke Indonesia untuk menyesaikan masalah yang sedang terjadi. Hasil dari pembicaraan Kemenfominfo dan CEO tiktok memutuskan akan membuka kembali pemblokiran tiktok apabila syarat yang di berikan pada pihak tiktok telah terlaksana.

Setelah sebagian besar masyarakat Indonesia menolak keberadaan tiktok dan bahkan beberapa orang membully para pemain tiktok, namun sekarang ini malah berbanding terbalik. Di tengah masa pandemi Covid-19 di Indonesia justru para pengguna tiktok melonjak pesat. Bahkan, dari berita yang terupdate unduhan tiktok pada masa pandemi saat ini sudah mencapai 2 milliar lebih. Pengguna aktif tiktok mencapai 625 juta, lebih besar dibandingkan instagram. 

Bukan hanya di Indonesia, penggunaan aplikasi tiktok ini pesat juga di negara lain. Seperti di Eropa pengguna tiktok meningkat menjadi 35 %, di Amerikat Serikat juga mengalami hal yang sama pengguna aplikasi tiktok meningkat menjadi 18% dalam sepekan. Bahkan kesuksekan yang telah diraih tiktok bulum bisa dikalahkan oleh indutri besar di Cina lainnya seperti Alibaba dan Tencet.

Di tengah pandemi ini banyak pengguna social media yang membuat video tiktok sebagai hiburan dan sarana untuk menyalurkan kreatifitas mereka agar tidak merasa bosan saat di rumah. Video-video yang ada pada aplikasi tiktok sangat beragam dan sebagian besar konten yang dibuat  bermanfaat bagi penonton. Contoh tutorial memasak, informasi mengenai perkembangan Covid-19, dan masih banyak lagi tetapi dibalik banyaknya video yang bermafaat di tiktok ada sebagian juga yang membuat video yang kurang mendidik dan bermanfaat seperti video seseorang yang sedang marah-marah dan curhat yang munurut penulis video seperti itu tidak pantas dipertontonkan apa lagi banyak orang yang akan melihatnya. Biasanya video seperti ini akan mendapatkan bullyan dari netizen.

Terakhir, penulis ingin berpesan bahwa dengan maraknya pengunaan tiktok di tengah pandemi ini jangan sampai kita terlalu menjiwai dan mengabaikan hal-hal yang lain. Selain menggunakan tiktok atau social media untuk menghibur diri kita juga dapat melakukan hal yang lebih posotif lainnya seperti bercengkrama dengan keluar, belajar memasak, berolahraga dan kegiatan positif lainnya. (**)

*Penulis adalah mahasiswa Sosiologi Universitas Negeri Makassar.

comments