-->

Hot News

PGRI Majene Bagikan 4.730 Kilogram Beras Kepada Orangtua Siswa Tidak Mampu

By On Senin, November 27, 2017

Senin, November 27, 2017

Bupati Majene Fahmi Massiara menyerahkan bantuan sembako. (Foto: Taufik/masalembo.com)

MAJENE, MASALEMBO.COM- Menindaklanjuti agenda kegiatan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Banggae Timur dalam memeringati Hut PGRI ke-72, Bupati Majene Fahmi Massiara menghadiri penyerahan bantuan sembako yang digelar di Stadion Prasamya Majene, Senin (27/11).

Pada kegiatan tersebut, Fahmi Massiara didaulat menyerahkan bantuan sembako secara simbolis. Sebanyak 4.730 kilogram beras dibagikan kepada 473 orangtua siswa. Para penerima manfaat, terdiri dari orangtua siswa tingkat TK, SD, Madrasah dan SLTP, SLTA dan sederajat dari Kecamatan Banggae dan Banggae Timur.

Fahmi Massiara pada kesempatan itu menyampaikan sambutan Kementrian Pendidikan. Ia menuturkan, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah dilakukan secara gotong royong sebelumnya. Dimana diketahui, pada saat memproklamasikan kemerdekaan, 95 persen penduduk Indonesia buta huruf kala itu. 

"Saat ini bangsa Indonesia telah berhasil membalik keadaan menjadi 96 persen penduduknya melek huruf. Tidak banyak negara yang bisa mengatasi secepat Indonesia," tuturnya. 

Lanjut Fahmi, saat ini tugas mendesak dunia pendidikan memastikan setiap anak Indonesia memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menang di abad 21 ini. Untuk itu, ada tiga hal mendesak yang harus dilakukan sesuai amanat Nawacita.

Pertama, membekali anak Indonesia dengan pendidikan karakter agar bisa beradaptasi pada lingkungan global yang dinamis dan beragam. Pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah, namun juga masyarakat dan keluarga. 

"Mari kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua dan sebagai taman belajar yang menyenagkan," ujarnya.

Kedua, memastikan bahwa setiap anak Indonesia tanpa ada diskriminasi, mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu secara merata diseluruh Indonesia. Kesenjangan layanan pendidikan harus diperkecil. 

"Untuk itu, kami mengajak sekolah, pemerintah dan masyarakat untuk memastikan bahwa anak dan siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar dapat melanjutkan pendidikan paling sedikit 12 tahun," ujar Fahmi.

Ketiga, memastikan bahwa lulusan sekolah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja serta bisa memenangkan persaingan regional dan global. Karena itu, Nawacita mengamanatkan pentingnya pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

"Saat ini Kemendikbud sedang merevitalisasi pendidikan vokasi dengan melibatkan peran serta Pemda dan industri," cetusnya. (tfk/har)

comments