-->

Hot News

Prihatin Gizi Buruk, Wakapolda Beri Bantuan Keluarga Pasien

By On Rabu, Februari 14, 2018

Rabu, Februari 14, 2018

Wakapolda Kombes Pol Endi Sutendi menyerahkan bantuan penderita gizi buruk (Foto: Asrianto/masalembo.com)
POLEWALI, MASALEMBO.COM - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sulawesi Barat, Kombes Pol Endi Sutendi, mengunjungi pasien gizi buruk di RSUD Polman, Selasa (13/2).

Dalam kunjugannya, Wakapolda sempat berbincang dengan orang tua kedua pasien dan dokter yang menangani pasien gizi buruk.

Wakapolda Endi Sutendi mengatakan, kunjungan ini adalah inisiatif dari Polda Sulbar setelah mengetahui adanya laporan dari Polres polman dan pemberitaan di media jika ada pasien gizi buruk ya g sedang dirawat di rumah sakit.

Selain mengunjungi pasien gizi buruk di RSUD, Wakapolda juga mengunjungi rumah duka korban meninggal akibat gizi di Lingkungan Gernas, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali.

Dalam kunjungannya, Wakapolda memberikan bantuan berupa logistik susu dan obat-obatan, dan uang santunan kepada pasien gizi buruk.

"Kami sudah koordinasi dengan pihak RSUD untuk memberikan penanganan yang maksimal," kata mantan Kabid Humas Polda Sulsel ini.

Dr spesialis anak, Boko Hardjo mengatakan, jumlah pasien gizi buruk dalam satu bulan terakhir sebanyak empat orang. Satu orang dinyatakan meninggal, satu orang sudah bisa pulang, dan satu orang meninggal.

"Ada lagi pasien yang baru masuk nama Sultan," katanya.

Dokter Boko mengatakan, pihak rumah sakit akan terus melakukan upaya perwatan maksimal untuk penanganan pasien ini. Kondisi kedua pasien sudah membaik, karena berat badannya sudah mulai naik.

"Kalau pasien yang meninggal itu penyakitnya kompleks, ada jantung bawaan, dan gangguan saluran pernafasan, sehingga pasien tersebut kekurangan gizi dan meninggal," kata Boko.

Sementara itu dokter Nafiz, salah satu dokter yang juga menangani pasien Karmila mengatakan, jika penyakit yang diderita pasien Karmila adalah penyakit paru-paru sehingga menyebabkan gangguan saluran pernafasan, hingga berpengaruh terhadap mal gizinya.

"Perlahan kami akan naikkan status gizinya dari gizi buruk menjadi gizi sedang," katanya.

Untuk penanganannya membutuhkan waktu selama empat belas hari, karena  ada tiga fase yang akan dilalui, yakni stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi. Pertama menstabilkan pasien, dari swjak pertama penangannya. Kemudian transisi, dan tahap rehabilitasi. 

Dokter rumah sakit yang menangani pasien gizi buruk juga tidak hanya fokus terhadap penyakitnya, tapi juga fokus terhadap apa yang menyebabkan pasien tersebut sehingga menderita gizi buruk.

"Kalau bayi Karmila bukan karena penyakit bawaan, tapi mungkin terpapar oleh orang tua yang mengidap penyakit TB," terang Nafiz.

Pasien Karmila sudah di tangani selama sepuluh hari dan sudah berikan antiobiotik. Sejak ditangani, perkembangannya sudah mulai membaik dan sudah dilepas infusnya agar bisa makan.

Menurut data terakhir dari rekan medik RSUD Polman, dalam sebulan terakhir, sudah ada empat pasien gizi buruk yang dirawat di rumah sakit. Satu orang telah diperbolahkan pulang, satu orang meninggal, dan dua orang kini masih dirawat di ruang Asoka, perawatan anak RSUD Polman. (ant/har)

comments