 |
| Foto Kapanlagi.com |
Dahlan menyebut, seiring menjamurnya media online maka jurnalis surat kabar memiliki tantangan. Salah satunya harus menghasilkan karya jurnalistik yang indah. Pesan itu sekaligus menjawab beberapa pertanyaan mengenai eksistensi jurnalis surat kabar pasca revolusi digital terjadi.
Menurut Dahlan, surat kabar memiliki kelemahan dalam hal kecepatan pemberitaan. Karena itu, jurnalis surat kabar harus lebih tertantang membuat karya jurnalistik yang indah.
“Karya jurnalistik yang biasa-biasa saja kan sudah bisa didapat di online yang lebih cepat,” ujar Menteri BUMN periode 2011-2014 itu.
Untuk menghasilkan karya jurnalistik yang indah, Dahlan memberikan tip sederhana. Wartawan surat kabar harus rajin membaca novel yang baik.
“Setiap bulan setidaknya saya membaca satu novel. Dari sana kita bisa mendapatkan inspirasi menulis yang baik,” terangnya.
Dahlan juga menyoroti mudahnya mendirikan media online di Indonesia dan ia berpesan agar produk yang dihasilkan media-media tersebut tidak melanggar kode etik jurnalistik.
“Yang penting niatnya baik dan tidak memeras,” tegasnya.
Konvensi Nasional Media Massa juga dihadiri Menteri Kominfo Rudiantara dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani mengaku pers menjadi salah satu pemangku kepentingan dan aktor dominan dalam proses pembangunan negara.
"Pemerintah selalu menggunakan pers untuk menyalurkan informasi dan mengedukasi serta menyampaikan program-program pembangunan," papar Sri Mulyani. (smr)