Agusthina Toding (Kedi Liston/masalembo.com)
MAMASA, MASALEMBO.COM -Penetapan Mamasa sebagai destinasi pariwisata unggulan berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Sulbar Nomor 15 Tahun 2008 ternyata tidak memberi konstribusi berarti bagi pengembangan pariwisata di daerah ini. Hal itu terbukti sejak ditetapkan 10 tahun lalu tak satupun destinasi wisata Mamasa yang diperhatikan Pemprov Sulbar.
Reaksi tersebut diutarakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Mamasa, Agustina Toding. Agustina mengatakan, "pembangunan pariwisata Mamasa terhambat oleh minimnya anggaran yang dialokasikan Pemerintah Pusat dan Provinsi Sulbar."
Ia menjelaskan, walaupun tahun ini Dinas Pariwisata Mamasa mendapat anggaran dana alokasi khusus (DAK) kurang lebih Rp 1 milliar dari Kementerian Pariwisata, namun anggaran sebanyak itu tidak mampu membiayai keseluruhan potensi wisata yang dimiliki Mamasa. "Makanya yang diperioritaskan hanyalah objek wisata Sarambu (air terjun) Liawan yang lokasinya berada di Kecamatan Sumarorong," katanya.
Ia lanjut menjelaskan selain anggaran, hal lain yang menghambat pembangunan di bidang pariwisata Kabupaten Mamasa adalah soal status kepemilikan objek wisata dimana kebanyakan potensi wisata yang ada tidak memiliki bukti kepemilikan tanah berupa sertifikat atau akta hibah dari masyarakat.
"Syarat utama untuk mendapatkan bantuan dari Kementerian Pariwisata harus memiliki sertifikat atau paling tidak ada akta hibah dari masyarakat. Tapi kenyataannya hanya objek wisata Air Terjuan Sarambu Liawan yang memiliki bukti kepemilikan tersebut," lanjutnya.
Agusthina berharap agar pemerintah serius memberikan dukungan dana untuk pengembangan pariwisata di Mamasa. Ketika dukungan dana dari pemerintah diberikan secara serius, lanjutnya, maka tentu pembangunan pariwisata dapat berjalan dengan baik.
"Kita tetap berupaya maksimal meski dengan anggaran yang minim. Rencananya untuk tahun depan akan difokuskan untuk pengembangan air terjun Sambabo di Kecamatan Bambang," harapnya. (ked/har)