-->

Hot News

Harga TBS Anjlok, Petani Sawit Mateng Meradang

By On Jumat, Desember 21, 2018

Jumat, Desember 21, 2018

Petani sawit Mateng melakukan panen (Jamal Tanniewa/masalembo.com)

MATENG, MASALEMBO.COM - Hasil kebun sawit merupakan tumpuan harapan bagi kebanyakan warga di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Provinsi Sulawesi Barat. Warga memilih berprofesi sebagai petani sawit karena diyakini mampu mengangkat perekonomian masyarakat. Maka daerah yang sebelumnya dikenal sebagai penghasil jeruk kini menjadi wilayah perkebunan sawit.

Namun disayangkan akhir-akhir ini, harapan petani seketika jatuh karena anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit. "Ini sudah lima bulan terakhir," kata Idham, Jumat (21/12)

Sebagai ketua salah satu kelompok tani di Kecamatan Tobadak, Mateng, Idham mengatakan, harga TBS yang awalnya mencapai Rp1.230 per kilogram, kini menurun hingga Rp700 per kilogram. Tentu saja ia resah dan berharap ada solusi.

Menurutnya, harga TBS yang semakin anjlok sangat berpengaruh terhadap perputaran ekonomi di Mateng, juga berpotensi jadi pemicu menurunnya kesejahteraan petani karena biaya kebutuhan semakin meningkat, "tidak lagi sebanding hasil yang diperolehnya," katanya.

"Harga pupuk, biaya pemeliharaan dan upah buruh tani semakin meningkat, sedangkan harga sawit justru menurun, sudah pasti hasil juga menurun," kata Idham, mengaku mewakili sejumlah petani.

Idham berharap, pihak terkait segera mencari solusi tentang harga TBS yang semakin menurun agar kembali normal dan perputaran ekonomi juga kembali stabil. Menurutnya, jika hal ini semakin berlarut, dapat dipastikan akan banyak warga yang menderita karena tak lagi mampu menutupi kebutuhan yang semakin meningkat.

"Seluruh kebutuhan semakin mahal, sementara kami hanya berpenghasilan paspasan, tentu saja kami semakin menderita," keluh Idham

Dikatakan, hingga saat ini belum ada kejelasan pihak terkait tentang anjloknya harga TBS. "Kita tidak tahu pasti apa penyebabnya, karena tidak ada sosialisasi. Yang ada hanya informasi saat harga sawit akan menurun," jelasnya.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi pihak terkait, baik pemerintah juga perusahaan pengelola TBS di Mateng. (jml/har)

comments