-->

Hot News

Budaya Gotong Royong Masih Terpelihara oleh Warga Dusun Nekke

By On Selasa, Mei 21, 2019

Selasa, Mei 21, 2019

Warga Dusun Nekke saat gotong royong perbaiki  jalan putus.  (Foto:Frendy Christian-masalembo.com)

MAMASA -Budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat mungkin jarang lagi ditemukan pada zaman serba modern ini. Berbeda dengan dusun Nekke yang berada di pinggiran kota Mamasa, warganya masih memelihara budaya gotong royong hingga saat ini.

Dusun Nekke, Desa Taupe, adalah salah satu wilayah perkampungan yang ada di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), tepatnya berada kaki gunung Mambulilling.

Hal itu yang mendasari perkampungan tersebut masih tergolong terpencil, sebap untuk sampai kesana saja warga hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua serta belum ada aliran listrik.

Beberapa hari yang lalu, puluhan warga di dusun itu beramai-ramai melakukan gotong royong meperbaiki ruas jalan menuju kampung mereka yang rusak parah akibat hujan deras mengguyur wilayah itu sejak sepekan terakhir.

“Sejak nenek moyang, kami sudah diajarkan sikap gotong royong, sehingga itu yang masih tetap kami pelihara hingga saat ini,” kata Tangke, salah sorang pemuda di Dusun Nekke,Jumat (17/05).

Sebagian badan jalan tergerus air hujan, hingga tak bisa dilalui kendaran, warga terpaksa bahu-membahu melakukan penimbunan agar jalan tersebut bisa berfungsi kembali .

“Jalan ini adalah satu-satunya akses perekonomian  masyarakat. Jalur akses menuju kota Mamasa,” tambah Tangke.

Ia juga menuturkan,  sejak puluhan tahun lalu jalan tersebut dibuka oleh warga setempat dengan cara gotong royong dan itulah yang bertahan hingga saat ini.

“Tahun lalu ada pelebaran jalan namun itu tidak maksimal mungkin hanya  2 km saja , itupun jalan dirubah, jalan yang dulunya rata kini sudah mendaki ke atas gunung  hingga sulit dilalui, apalagi kalau hujan tiba sama sekali tak bisa dilalui kendaran,” keluhnya.
Warga sedang menimbun jalan yang putus akibat longsonr dan tergerus air sungai. 


Jalan sempit, berlobang dan berlumpur serta di sisi jalan jurang  setiap harinya mengancam nyawa warga di wilayah itu, tak hanya warga biasa, tetapi sejumlah anak sekolah yang setiap hari harus melawati jalur tersebut ketika hendak berangkat dan pulang dari sekolah. 

Meskipun wilayah masih berada di wilayah ibu kota, namun luput dari perhatian pemerintah. Jarak dari kota Kabupaten Mamasa menuju ke dusun Nekke hanya berkisar sekitar empar kilo meter (Km).

“Semoga saja pemerintah daerah melihat derita kami yang sudah berpuluh-puluh tahun, agar jalan yang setiap hari mengancam nyawa kami  saat melintas segera diperbaiki,”tutup tangke.(Frd/shm) 

comments