-->

Hot News

Cegah Corona, Siswa SMK 1 Polewali Ciptakan Antiseptik Berstandar WHO

By On Sabtu, Maret 14, 2020

Sabtu, Maret 14, 2020

Siswa SMKN 1 Polewali meracik obat antiseptik. (Foto: Asrianto/Masalembo.com)


POLEWALI, MASALEMBO.COM - Prihatin dengan kondisi mewabahnya virus Corona, siswa SMK Negeri 1 Polewali jurusan farmasi membuat formula cairan antiseptik hand sanitizer (pembersih tangan). Pembuatan hand sanitizer ini dilakukan di ruang laboratorium farmasi sekolah.

Hand sanitizer ini terbuat dari beberapa bahan kimia seperti alkohol, H2O2, gliserin, ad aquadest, dan beberapa bahan lainnya. Meski demikian, formula ini telah berdasarkan standar badan kesehatan dunia atau WHO.

Menurut salah satu guru pembimbing, Zul Rahmat pembuatan ini terinspirasi dari mewabahnya virus Corona. Setelah melihat fenomena yang terjadi dengan munculnya Covid-19 membut kekhawatiran dunia. Maka kebutuhan hand sanitizer semakin meningkat drastis. Sementara, masyarakat mulai  kesulitan mendapatkan hand sanitizer di pasaran. 

"Inilah yang melatar belakangi siswa juurusan farmasi untuk meracik hand sanitizer dan membagikan kepada masyarakat," ujar Zul Rahmat.

"Sebagaimana kompetensi seorang farmasis adalah bisa melakukan atau membuat hand sanitizer. Sebelum diproduksi, kami sudah berkoordinasi dengan balai POM setempat untuk meminta izin meracik," lanjutnya.

Kata Zul, sejak kemarin pihaknya sudah membagikan hand sanitizer kepada masyarakat sebanyak 500 botol. Saat ini akan memproduksi sekitar 15 liter lagi untuk kebutuhan sekolah dan masyarakat. Selain hand sanitizer, jurusan farmasi juga membuat produk lain yakni jenis sabun batang yang berbentuk padat di fasilitas Teaching Factory (Tefa) kepada sekolah SMK.

Kedepannya, kata Zul Rahmat, jurusan farmasi juga akan membuat cairan desinfektan yang akan digunakan untuk menyemprot ruang kelas sebelum pelaksanaan ujian nasional yang akan berlangsung pada Senin pekan depan.

"Untuk saat ini produk siswa SMK ini hanya diproduksi untuk internal sekolah. Hanya dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan belum dikomersilkan karena belum memiliki izin produksi," imbuhnya.

Kepala Sekolah SMKN 1 Polewali Mustari mengatakan, siswa jurusan farmasi di sekolahnya berjumlah sebanyak 35 orang. Jurusan farmasi ini dibuka sejak 2016 lalu dan memiliki peminat paling banyak setelah jurusan multimedia.

"Setiap tahun banyak pendaftar tapi kami batasi. Setelah multimedia jurusan farmasi ini yang paling banyak peminatnya," kata Mustari.

Terkait inovasi dari siswanya, ia mengaku sangat mengapresiasi siswa sudah melakukan upaya pencegahan virus corona. "Saya sangat mendukung dengan formula yang dibuat ini. Apalagi barang ini sudah sangat sulit ditemukan di pasaran dan apotik," kata Mustari.

Kedepannya, dalam rangka meningkatkan kualitas jurusan farmasi, pihak sekolah akan terus  memberikan dukungan baik berupa fasilitas ruangan, tenaga pembimbing dan peralatan laboratorium maupun peralatan lainnya.

"Kami kerjasama dengan pihak farmasi dengan cara mengontrak tiga guru pembimbing untuk mengajar di sekolah kami," katanya.

Salah seorang siswa Dadang mengaku senang bergabung di jurusan farmasi karena bisa meracik formula. Awalnya ia kesulitan saat namun seiring waktu ia mulai pintar meracik sendiri formula. 

Untuk meramu formula ini, siswa membutuhkan waktu sekitar dua minggu lamanya hingga mahir. 

"Awalnya memang agak sulit. Namun setelah kami dibimbing oleh kakak-kakak dari farmasi, alhamdulillah kami sudah bisa. Ini dua kali kami buat," kata Dadang.

Dadang berharap program mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia, apalagi di tengah isu virus Corona yang mengkhawatirkan. (ant/har)

comments