-->

Hot News

Ketua Komite I DPD RI: Perlu Keseriusan Pemerintah Dukung Majene sebagai Kota Pendidikan

By On Selasa, Juni 01, 2021

Selasa, Juni 01, 2021

Fachrul Razi [ist]


MAMUJU, MASALEMBO.COM - Dengan terbangunnya kampus-kampus besar di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Pemerintah Daerah (Pemda) setempat perlu segera menetapkan Majene sebagai Kota Pendidikan. Hal tersebut penting sebagai sebuah upaya mendorong akselerasi peningkatan pendidikan di provinsi itu, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas atau mutu pendidikannya. Hal itu disampaikan Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi, MIP saat dimintai pendapatnya terkait rencana penetapan Kabupaten Mamuju sebagai Kota Pendidikan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

“Sebagaimana kita lihat, wilayah yang cukup maju pendidikannya di Provinsi Sulbar ini adalah di Kabupaten Majene. Gedung-gedung kampus seperti Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), ada STAIN, dan bebeberapa perguruan tinggi lainnya, sudah dibangun di sana. Maka itu, Majene sungguh sangat representatif ditetapkan sebagai Kota Pendidikan. Pemerintah Provinsi dan semua stake holder wajib mendukungnya dengan menyiapkan segala akses pendidikan sarana dan prasarana yang memadai,” jelas Senator DPD RI dari Aceh itu.

Seperti halnya Mamuju yang saat ini statusnya masih sebagai wilayah kabupaten, belum menyandang status sebagai Kota, maka Majene juga harus dikebut pemenuhan persyaratan administratifnya agar segera menjadi Kota Majene. “Dengan status yang baru sebagai sebuah Kota, barulah pas untuk ditetapkan sebagai Kota Pendidikan. Kalau masih status kabupaten, tentunya rancu nanti untuk disebut sebagai kota pendidikan,” imbuh Fachrul.  

Oleh karena itu, lanjut dia, penting sekali bagi kita untuk mendesak Pemerintah Daerah setempat, baik di tingkat kabupaten maupun pemerintah provinsi agar segera melanjutkan men-design Majene untuk dipersiapkan menjadi kota pendidikan. “Pemerintah setempat harus bekerja keras dan cepat mempersiapkan design kotanya dengan penguatan sarana dan prasarana yang tercukupi. Antara lain dalam bentuk biaya pendidikan harus murah, perpustakaan yang represenntatif, hingga pengkondisian biaya hidup bagi pelajar dan mahasiswa yang murah, misalnya harga makan di warteg dan kos-kosan harus terjangkau, tidak mahal,” beber Fachrul yang mengaku hidup pas-pasan saat kuliah sarjana dan pasca sarjana di Jakarta. (APL/Red)

comments