-->

Hot News

Diduga Melakukan Lempar Batu Saat Aksi Demonstrasi Tolak Ombinibus Law: GMNI-PMII Sumemep Itu Hoax

By On Selasa, Oktober 13, 2020

Selasa, Oktober 13, 2020

Massa Aksi didepan Gedung DPRD Kabupaten Sumenep 


SUMENEP, MASALEMBO.COM - Massa Aksi Demonstrasi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indoenesia (PMII), Tolak Omnibus Law didepan Gedung DPRD Kabupaten Sumenep, sempat ricuh. Senin 12/10/2020

Kericuhan aksi demonstrasi diduga berawal dari pelemparan batu dari massa aksi, sehingga kepolisian melakukan tindakan pengamanan dari pihak kepolisian

Hal itu dikatakan Kapolres Sumenep, AKPB Darman, S.I.K mengaku terjadinya kekisruhan antara petugas dan massa aksi lantaran ada pelemparan batu yang dilakukan oleh massa aksi Dari situlah petugas bereaksi,

Dharman juga membenarkan bahwa ada beberapa sejumlah massa aksi yang diamankan petugas karena melakukan pelemparan batu. 

"Massa yang anarkis itu sudah saya perintahkan untuk diperiksa," kata Darman.

Sementara itu Ketua DPC GMNI Sumenep Maskiyatun membabtah, bahwa pelemparan batu tersebut berawal dari massa aksi, bahkan menurutnya info yang beredar bahwa provokasi utu berwal dari massa aksi tidaklah benar dan Hoax.

"Terkait dengan represi yang dilakukan pihak kepolisian, yang kata info yang beredar itu diawalan provokasi dari massa aksi itu adalah hoax dan tidak lah benar," Tegasnya saatnya memberikan keterangan press sesaat setelah aksi

Bahkan dirinya mengaku, memiliki video orang yang melempar kepihak kepolisian tersebut dengan ciri memakai sarung, baju putih dan menggunakan helm, dan itu bukanlah massa aksi dari GMNI dan PMII.

"Kami punyak video nya yang melempar kepihak kepolisian bukanlah dari massa aksi, ada penyusup dia pakek sarung baju putih dan memakai helmia bukkan massa aksi, dan bukan bagian dari kami" lanjutnya

Selain itu akibat dari kericuhan, disampaikan maskiyatun ada beberapa massa aksi yang diamankan pihak kepolisian didua tempat yaitu, polsek kota dan kapolres, namun yang dipolsek kota sudah berhasil keluar atas perjuangan massa.

"Terkait dengan massa aksi, tadi ada beberapa massa aksi yang diamankan oleh pihak kepolisian  dipolsek kota cuman yang dipolsek kota sudah bisa keluar, dan tinggal yang dipolres sumenep sejumlah 7 orang," Tandasnya

Kronologi Chaos

Menurut salah satu massa aksi Sudirman, kericuhan itu bermula saat massa aksi mencoba untuk masuk ke halaman gedung DPRD Kabupaten Sumenep, dan mencoba menkomunikasikan dengan pihak kepolisian setelah berdiskusi cukup alot kepolisian memenuhi tuntutan mahasiswa.

"terjadi negosiasi panjang antara massa aksi dan pihak kepolisian dan ternyata dari pihak kepolisian menyetujui massa aksi masuk kehalaman dprd sumenep dengan syarat tidak anarkis, dan dalam pengawalan kepolisian,"

Namun saat mahasiswa hendak memasuki, Sudirman mengaku dihalangin oleh pihak kepolisian, kemudian mahasiswa merespon dengan bakar ban dan bikir lingkaran besar.

"Ketika massa aksi mau masuk, pihak kepolisian justru melarang atas dasar instruksi dari kapolres bahwa hanya perwakilan saja yang boleh masuk, akhirnya terjadilah kericuhan karena massa aksi kecewa, bakar ban dan membentuk lingkaran besar dibalas gas airmata oleh pihak kepolisian," Terangnya

Namun pemuda yang akrab disapa rosi ini,membantah bahwa ad pelemparan batu dari massa aksi.

Namun menurut Kapolres Sumenep AKBP Darman,S.ik menyampaikan aspirasi harus juga melihat situasi. Mereka tahu anggota dewan tak ada di tempat tapi maksakan diri untuk masuk.

 "Itu resikonya tinggi, pertimbangan keamanan itu lah saya sama pak Dandim mengambil keputusan bahwa perwakilan lima orang kita dampingi bersama Dandim, saya bisa bertanggungjawabkan kepada ketua dewan. Tapi kalau mereka menginginkan masuk semua, wah itu bukan kantor saya masalahnya. Kalau kantor saya tak masalah," bebernya. (Thofu)

comments