-->

Hot News

Pejuang Demokrasi, Mengawal Pemungutan Suara Dalam Kondisi Cidera

By On Kamis, Desember 10, 2020

Kamis, Desember 10, 2020

Fatmawati Hadi, Pengawas TPS Desa Totolisi Sendana. (Ist)


MAJENE, MASALEMBO.COM - Pemungutan dan penghitungan (Pungut-hitung) suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Majene Tahun 2020 selesai diselenggarakan. 

Pungut hitung di Tempat Pemungutan Suara (TPS) bergulir serentak, Rabu kemarin, (9/12/2020). Tahapan tersebut berlangsung dengan sukses tanpa kendala berarti. 

Kesuksesan itu berkat kinerja Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka yang bertugas menyelenggarakan pemungutan hingga penghitungan suara di tiap TPS.

Dibalik itu semua, keberhasilan penyelenggaraan pemilihan juga tak terlepas dari peran penting Pengawas TPS. Pengawas adhock bentukan Bawaslu tersebut yang berdiri di garda terdepan mengawal dan mengawasi pungut hitung di TPS. 

Di Kecamatan Sendana terdapat Srikandi Pengawas TPS yang tangguh. Ia adalah Fatmawati Hadi, Pengawas TPS Desa Totolisi Sendana. 

Perempuan kelahiran 11 Agustus 1995 ini menyita perhatian saat proses pungut hitung berlangsung. Bukan karena atribut pengawas yang digunakannya. 

Namun Fatmawati melaksanakan tugas dalam kondisi tangan cidera. Bahu kirinya terkilir akibat kecelakaan yang dialaminya sehari sebelum pemungutan suara. 

Tangannya terpaksa dibalut kain dan digantungkan ke leher. Guna menyanggah posisi tangannya yang sedang sakit. 

Fatmawati mengatakan, kondisi itu bukanlah alasan untuk melalaikan tugas. Meski dalam keadaan apapun, tanggungjawab harus ditunaikan. 

"Tugas ini merupakan amanah besar bagi saya. Mengawal demokrasi sebagai pengawas pemilihan merupakan tanggungjawab yang tak bisa ditinggalkan," ucapnya, Kamis (10/12/2020).

Cidera tangan dialami Fatmawati saat melaksanakan tugas. Selasa malam 8 Desember, Fatmawati mengalami kecelakaan saat menuju TPS. 

Malam itu, kendaraan roda dua Fatmawati dipepet dua sepeda motor di tengah jalan. Fatmawati dicaci dan diteriaki oleh OTK yang mengendarai dua sepeda motor tersebut. 

Setelahnya, Fatmawati dikejar hingga ke desa tetangga oleh OTK tersebut. Di perbatasan antar kampung, motor yang dikendarai Fatmawati diserempet hingga jatuh ke bahu jalan. Fatmawati terjatuh sementara OTK tersebut kabur. 

Namun kejadian yang mengakibatkan bahu kirinya cidera itu tak membuat semangat Fatmawati kendor. Ia tetap bersikukuh melaksanakan tugas meski dalam kondisi sakit. 

Ketua Panwascam Sendana, Edyatma Jawi kagum dengan semangat yang dimiliki Fatmawati. Menurutnya, Fatmawati merupakan sosok perempuan tangguh yang tak kenal menyerah. 

"Yang dialami Fatmawati bukan hanya cidera fisik tapi juga tekanan psikologis atas teror dari OTK tersebut. Tak banyak perempuan yang memiliki mental sekuat itu," kata Edy. 

Pasca kecelakaan itu, lanjut Edy, Panwascam Sendana menyarankan agar Fatmawati istirahat. Tugasnya dapat digantikan oleh Pengawas Kelurahan Desa (PKD) ataupun Staf Sekretariat Panwascam. 

"Tapi dia tetap ngotot ingin melaksanakan tugas. Kami sangat kagum dengan semangat Fatmawati. Dialah pejuang demokrasi sesungguhnya," pungkasnya. (Rls/red)

comments