-->

Hot News

Warga Ulumanda Penyintas Gempa Ditandu Pakai Sarung untuk Pertolongan Medis

By On Rabu, Februari 10, 2021

Rabu, Februari 10, 2021

Warga Tamerimbi saat ditandu dengan sarung guna mendapat pelayanan medis. (ist)


MAJENE, MASALEMBO.COM - Seorang warga penyintas gempa asal Dusun Tamerimbi, Desa Kabiraan, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat terpaksa ditandu guna mendapatkan pertolongan medis, Selasa (9/2/2021) malam.

Warga sekira 50 tahun bernama Halima itu hendak melahirkan. Namun karena ketidaktersediaan sarana kesehatan dan terputusnya akses jalan akibat longsor pasca gempa sehingga terpaksa ditandu menggunakan sarung sekira 2 kilometer. Ia ditandu melewati jalan rusak oleh warga dan relawan dari sejumlah komunitas yang saat ini melakukan pendampingan pemulihan pasca gempa di Dusun Tamerimbi.

Dengan mengandalkan senter dan Handphone sebagai penerang warga dan relawan berjibaku mengangkut ibu penyintas gempa itu hingga ke Dusun Salutakkaang, Desa Lombang, Kecamatan Malunda. Selanjutnya ia dibawa mobil ambulans menuju Puskesmas darurat di pusat Kecamatan Malunda Kabupaten Majene.

"Dia mau melahirkan anaknya yang kedelapan kak, kondisinya sudah sangat lemas karena sudah dua hari pecah ketuban," kata Karmila Bakri, salah seorang relawan yang turut mengantar warga tersebut pada awak masalembo.com, Selasa malam.

Karmila menjelaskan, ibu Halima merupakan warga yang juga menjadi korban gempa 6,2 magnitudo beberap waktu lalu. Sebelum merasakan gejala persalinan ia dan keluarganya mendirikan tenda pengungsian.

"Dia tadi (berangkat) di rumahnya, tapi ada juga tendanya di lokasi pengungsian," ujar Karmila.

Informasi yang diperoleh dari Puskesmas Malunda, warga Tamerimbi tersebut akan dirujuk ke RSUD Majene untuk proses persalinan karena kondisi sudah lemas.

Untuk diketahui, pasca gempa 6,2 magnitudo 15 Februari lalu hingga kini akses menuju Dusun Tamerimbi dari pusat Kecamatan Ulumanda masih tertutup material longsor.

Warga setempat Andra mengatakan, untuk dapat ke daerah berpenduduk sekitar 600 jiwa itu warga hanya bisa tembus dengan kendaraan double cabin lewat Lombang, Kecamatan Malunda. Jika melewati Kabiraan pusat Kecamatan Ulumanda, setidaknya masih ada sekitar 1,5 kilometer dari titik longsor harus berjalan kaki.

"Kita berharap pemerintah segera menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang masih menutup jalur Kabiraan-Tamerimbi," harap Andra. (Har/Red)



comments