-->

Hot News

BPBD Diminta Perkuat Komitmen Peduli Aspek Kebencanaan

By On Rabu, Desember 08, 2021

Rabu, Desember 08, 2021

Muhammad Idris DP saat membuka rapat koordinasi penanganan sarana dan prasarana pasca bencana tahun 2021, Rabu 8 Desember 2021 di Hotel Yaki Jl. H. Andi Endeng Mamuju. [ist/masalembo.com]


MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulbar Muhammad Idris DP meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik provinsi maupun kabupaten untuk memperkuat komitmennya peduli aspek kebencanaan. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi wilayah Sulawesi Barat yang sangat rawan bencana.

"Misi yang harus dimainkan BPBD kedepan adalah misi edukasi untuk kebencanaan. BPBD dan Pemerintah harus memperkuat komitmen daerah untuk lebih peduli dalam aspek kebencanaan," kata Idris saat membuka rapat koordinasi penanganan sarana dan prasarana pasca bencana tahun 2021, Rabu 8 Desember 2021 di Hotel Yaki Jl. H. Andi Endeng Mamuju.

Sekprov membeberkan data-data terbaru di tahun 2021. Indeks resiko bencana yang menetapkan Sulbar menjadi provinsi yang paling beresiko di Indonesia. 

Sekpro Muhammad Idris mengatakan, pekerjaan BPBD baik provinsi maupun kabupaten adalah membangun kesadaran di daerah Sulbar yang tertinggi indeks resiko bencananya, yakni 166,49. 

"Artinya, daerah Sulbar sangat rentan dengan bencana," ujarnya.

Olehnya itu, Idris mengajak masing-masing daerah membangun persepsi yang sama, sebab Sulbar adalah daerah rawan bencana dan memliki indeks tinggi, sehingga tidak bisa dibiarkan namun harus ada tindakan-tindakan yang nyata.

Mantan Kepala LAN Makassar itu menjelaskan, hasil analisis biologinya, Sulbar memang daerah yang banyak peluang-peluang kejadian alam. Salah satunya gempa bumi, karena Sulbar berada pas di sesar, bahkan bukan hanya di sesarnya tetapi di ujung-ujung sesarnya yang terus berkembang.

Di kesempatan itu, Idris menekankan bahwa sebelum bicara tentang sarana dan prasarana, yang harus dibicarakan terlebih dahulu adalah penyebabnya.

“Jangan dulu berbicara sarana dan prasarana, yang harus dibicarakan tentang penyebabnya pekerjaan terlebih dahulu. Kita harus memikirkan bagaimana caranya masyarakat Sulbar lebih peduli terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kejadian-kejadian alam, karena di negara-negara lain social safetynya lebih hidup," kata Idris.

Dikatakan, berdasarkan data indeks resiko bencana, Majene merupakan urutan kedua tertinggi setelah Maluku Utara untuk sektor kabupaten dari 514 kabupaten di Indonesia. Dari seluruh pembentuk resiko, Idris menekankan terkait aspek darurat pemerintah. Seperti faktor alam dan faktor non alam yang mana pemerintahan di dalamnya meliputi insitusi kelembagaan, konsitusi atau kebijakan-kebijakan yang ada, dan perspektif SDM-nya yang perlu ditumbuh suburkan.

“Saya berharap banyak bahwa kedepan Sulbar ini tidak lagi terdapat bencana, dan khusus mengenai saran dan prasarana konstruksi dan rehabilitasi saya berharap betul khusus untuk Mamuju, Majene dan Mamasa  yang terdampak gempa kemarin dapat terselesaikan dengan baik," tutupnya. (Rs/Red)




comments