-->

Hot News

UNIMAJU Mengenang Satu Tahun Gempa Sulbar: Bencana Mempererat Solidaritas

By On Minggu, Januari 16, 2022

Minggu, Januari 16, 2022

Suasana doa dan dzikir bersama, mengenang setahun gempa Sulbar di kampus Unimaju, Sabtu 15 Januari 2022. [Ist/masalembo.com]


MAMUJU, MASALEMBO.COM - Sejumlah pihak menggelar acara mengenang satu tahun gempa Majene - Mamuju, Sulbar, salah satunya digelar civitas akademika Universitas Muhammadiyah Mamuju (UNIMAJU) bersama keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah.

Selain doa dan dzikir bersama, acara mengenang gempa bumi di kampus Unimaju, Sabtu, (15/01) diisi dengan literasi kebencanaan.

Kegiatan yang mengambil tema "Dzikir dan Muhasabah Untuk Kebaikan Negeri" tersebut dimulai dengan penyampaikan rektor Unimaju Dr. H. M. Thahir, bahwa acara ini digelar untuk mengenang dan mendoakan para korban bencana gempa bumi Majene - Mamuju serta ikhtiar mengambil hikmah atas kejadian gempa 14 - 15 Januari 2021.

Doa Bersama Universitas Muhammadiyah Mamuju itu dihadiri keluarga besar Muhammadiyah di Sulawesi Barat antara lain  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulbar, Ketua LAZISMU Sulbar, Ketua MDMC Sulbar, Para Dosen dan para mahasiswa Unimaju. Disamping ratusan peserta yang hadir secara fisik, ratusan lainnya mengikuti kegiatan secara online.

Setelah doa dan dzikir bersama, acara dilanjutkan dengan penyampaian pesan atau tausiyah tentang bencana gempa bumi yang menyebabkan ratusan bangunan milik pemerintah dan masyarakat di Majene  dan Mamuju rusak ringan hingga rusak parah.

Pemateri Tausyiyah, Muhammad Rivai menyampaikan bencana alam seperti gempa bumi dapat didekati secara ilmiah dan spiritual keagamaan.

Dari para ahli sains, kata Rivai, gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi).

Menurut Rivai, secara spritual, bencana itu dapat merupakan ujian bahkan azab, namun yang terpenting bagi manusia, setiap bencana mengambil hikmah sebagai peringatan untuk terus mendekat kepada-Nya.


" Hikmah lainnya dari gempa bumi saat itu adalah semangat solidaritas tanpa memandang perbedaan agama, suku atau pilihan politik, semua bersatu melewati masa-masa sulit pasca bencana, persaudaraan makin erat," kata Rifai yang juga anggota KPU Mamuju. 

Literasi Kebencanaan

Ketua Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Sulawesi Barat, Muhammad Rusli menyampaikan pelajaran terpenting dari bencana gempa bumi yang terjadi di Majene - Mamuju tersebut adalah pentingnya literasi kebencanaan.

Sejarah mencatat, sebelum gempa 2021, gempa bumi di Sulbar sebelumnya terjadi pada 1967 dan 1969.

Gempa juga terjadi di wilayah sekitar Majene dan Mamuju pada 1972, 1984 dan 2020.

Menurut Rusli, salah satu bentuk literasi itu adalah mitigasi Kultural, dimana masyarakat diajak mengetahui langkah darurat menghadapi bencana. langkah darurat yang juga penting diperhatikan itu adalah tentang evakuasi serta distribusi bantuan.

Ia menceritakan kiprah MDMC Sulbar saat gempa bumi 15 Januari dinihari, beberapa jam setelah kejadian itu, MDMC sudah membangun posko darurat dan menyiapkan dapur umum.

" Literasi serta simulasi kebencanaan perlu terus digencarkan agar kita tidak gagap saat bencana terjadi," kata Rusli.

Posko MDMC Sulbar di halaman masjid Fastabiqul Khaerat menampung ribuan pengungsi, pemerintah pusat juga memberi apresiasi, sejumlah menteri kabinet mengunjungi posko tersebut. (*/Red)

comments