-->

Hot News

Hanya Dapat Janji Manis, Asrama Mahasiswa Majene di Yogyakarta Terlantar

By On Kamis, Februari 03, 2022

Kamis, Februari 03, 2022


SORE itu, hujan deras mengguyur Jogja. Sejumlah ruangan Wisma Ammana I Pattolawali (Asrama Mahasiswa Majene Yogyakarta)  basah kuyup oleh genangan air yang datang dari atap bocor. Di kamar belakang, Abdul Muid tengah asik membaca buku yang baru ia beli. Mahasiswa Fakultas Universitas Tjokro Aminoto itu terpaksa menghentikan bacaannya saat air tidak henti-hentinya tertumpah dari atap. Sedangkan di kamar tengah, air juga tergenang, membangunkan Armin, meski lelah setelah berhasil meraih juara satu Porsenigama Cabang Sepak Bola yang digelar Universitas Gajah Mada. 


Atap memang telah lapuk dan bojor, air bergenang dari teras, kamar hingga dapur. Tiap hujan turun, para penghuni asrama ini akan kualahan, memasang ember serta mengelap genangan air. Hal ini sangat menganggu waktu belajar dan istirahat mereka. Dan kondisi tersebut terjadi selama bertahun-tahun. Belum juga menghitung, jendela, keramik, plafon dan pagar yang sudah rusak serta tembok yang telah lapuk. Untuk memperbaikinya, maka diperlukan tindakan serius dari Pemerintah Daerah Kabupaten Majene yakni membangun ulang asrama tersebut, agar berfungsi secara optimal. 

Jalan Terjal Perbaikan Asrama Majene Yogyakarta

Wisma Ammana I Pattolawali, begitulah sebutan nama Asrama Mahasiswa Majene di Yogyakarta. Terletak di Jalan Golo Gg Pulanggeni UH V No. 425 Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Selama bertahun-tahun keberdaan asrama ini sangat memberi manfaat bagi mahasiswa asal Majene yang kuliah di Yogyakarta. Bukan hanya menjadi tempat hunian, tetapi juga sebagai labolatorium untuk mereproduksi ilmu pengetahuan bagi anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Majene Yogyakarta (IPMMY). 


Pada 2022, Tercatat kurang lebih 60 mahasiswa mendapat manfaat oleh keberadaan asrama tersebut. Angka ini akan terus meningkat di tahun mendatang. Peranan asrama kedepan akan semakin dibutuhkan untuk berbagi pengalaman serta pengetahuan, hasilnya akan digunakan untuk membangun daerah, hal ini sejalan dengan misi Majene dalam mewujudkan kota pendidikan. 

Tahun ini, Wisma Ammana I Pattolawali akan memasuki umur 18 tahun sejak dibeli (bukan dibangun) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Majene pada 27 Februari 2004. Bukannya bertambah luas serta nyaman digunakan untuk belajar, kondisinya semakin lapuk dimakan usia. Namun perbaikan, berupa rehab berat tidak kunjung dilakukan. Terakhir rehab ringan pada 2012, yakni perbaiakan toilet, cat tembok dll. Itupun dilaksanakan secara tertutup, tanpa laporan pertanggung jawaban pihak pelaksana. Begitulah kenang salah satu dimisioner ketua IPMMY yang juga Dosen Hukum STAIN Majene, Bang Didi. 


Menurut keterangan Ihwan Massuddin, pada tahun 2015, wacana perbaikan kembali mencuat dengan besaran anggaran Rp50 juta. Namun karena ada pemangkasan anggaran, maka dapat dikucurkan sebanyak Rp25 juta dan ternyata masih terjadi pemotongan, hingga yang digunakan hanya sebesar Rp16 juta. Tanpa disangka, pengurus IPMMY disuruh untuk menandatangani nota kosong dengan besaran anggaran Rp25 juta. 

Karena seoalah dipermainkan, akhirnya pengurus IPMMY menolak menerima anggaran tersebut. 
Desas-desus perbaikan asramapun sempat dihentikan, kepengurusan IPMMY silih berganti, namun mereka cenderung abai untuk mengajukan permohonan perbaikan asrama, sebab hanya dimanfaatkan oleh kelompok berkepentingan untuk meraup keuntungan. 

Karena kondisi asrama makin memprihatinkan, maka diputuskan pada Maret 2020, pengurus IPMMY kembali berkunjung ke daerah untuk bertemu dengan Bupati Almarhum Fahmi Massiara, karena beliau sedang dirawat di rumah sakit, kunjunganpun terhambat.

Sebelumnya, seperti yang dirilis masalembo.com “Ini kata Fahmi soal Asrama Majene Yogyakarta” beliau mengungkapkan “asrama milik Pemkab Majene tersebut sudah masuk perencanaan untuk direhab, Insyaallah 2021 diupayakan dikerja rehab. Kata almarhum. Namun tindak lanjutnya, terhenti oleh mewabahnya Pandemi Covid-19 serta masa transisi Pemilihan Kepala Daerah. 


Pada 25 November 2021, Pengurus IPMMY kembali berkunjung kepada Bupati Majene, Andi Sukri Tammalele. Dengan harapan setelah terpilihnya Bupati baru, perbaikan asrama dapat terselesaikan dengan cepat. Namun seperti sebelumnya, alih-alih mendapatkan angin segar setelah jauh-jauh berangkat dari Yogyakarta pengurus hanya menjumpai janji manis. 

Melalui pesan WhatsApp, salah satu staf khusus, Surahmat menghubungi ketua IPMMY Aco Nursamsu, bahwa perbaikan Asrama Majene Yogyakarta belum bisa masuk dalam pengangagaran tahun 2022 sebab Majene mengalami defisit anggaran. 
Alasan tersebut, cenderung menutupi ketidakseriusan Pemda Majene dalam memperbaiki Asrama Majene Yogyakarta. Sebab, defesit di Majene bukan hanya terjadi di tahun 2021 saja, bahkan terjadi tiap tahun. Jika alasan itu digunakan maka perbaikan asrama tidak akan pernah dilakukan. Sedangkan alasan lainnya ialah rekofusing anggaran untuk penangan covid-19. 

Perlu untuk dipahami, wacana perbaikan Asrama Majene Yogyakarta telah diaujakan sejak lama, bahkan pada 2018 lalu, pengurus mengadakan audensi bersama Pemda Majene dengan hasil, jaminan perbaikan asrama akan dilakuakan di tahun itu pula (2018). Begitulah ungkapan Divo. salah satu pengurus IPMMY yang hadir dalam rapat tersebut. 

Persoalannya ialah bukan tentang surplus atau defisitnya anggaran, melainkan program Pemda Majene acap kali difokuskan pada kegiatan unfaedah. Padahal, Asrama tersebut adalah simbol Majene di tanah Jawa. Sebagai bukti keseriusan Pemda Majene dalam mengembangkan pendidikan. Ataukah Mahasiswa Majene Yogyakarta mesti menunggu Asrama tersebut lapuk, retak lalu roboh baru terjadi perbaiakan? Wallahu Alam Bissawab. (*)

Penulis Aco Nursyamsu
Foto: Wisma Ammana I Pattolawali Yogyakarta/aco nursyamsu.

comments