-->

Hot News

Festival Ada' Tuho Ulumanda Angkat Tema Kearifan Lokal untuk Ketahanan Pangan

By On Selasa, Juni 27, 2023

Selasa, Juni 27, 2023

Visualisasi 'Sakka Pariama' dalam bentuk tarian oleh salah satu sanggar seni di Kabupaten Majene. [Ist/masalembo.com]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Rangkaian Festival Ada' Tuho Ulumanda 2023 yang mengusung tema 'Sakka Pariama' yaitu Penerapan Kearifan Lokal Dalam Menjaga Ketahanan Pangan telah berhasil dihelat dengan sukses. Festival ini menghadirkan kearifan lokal dalam upaya menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan krisis pangan yang melanda dunia.

Penyelenggara Kegiatan Muhammad Irfan Ulman mengatakan, dalam adat istiadat Ada' Tuho di Ulumanda, Sakka Pariama memiliki arti aturan dalam bercocok tanam. Pengetahuan yang dimiliki masyarakat lokal Ulumanda selama ratusan tahun itu, memberikan pemahaman yang dalam mengenai nilai-nilai kearifan dalam memperlakukan padi seperti manusia yang tidak bisa diperlakukan dengan sederhana. 

"Proses ini ditandai dengan berbagai ritual mulai dari penanaman hingga pasca panen," ujar Irfan usai penutupan Festival Ada' Tuho Ulumanda di Rumah Adat Buttu Ciping, Kecamatan Tinambung, Polman, Senin (26/7/2023).

Muhammad Irfan menjelaskan, analoginya Sakka Pariama mirip dengan cara seorang anak dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh perhatian, cinta, dan kasih sayang. Jika seorang anak tumbuh dengan pengasuhan yang baik, ia akan menjadi pribadi yang tangguh, berkarakter, dan sesuai dengan harapan orangtuanya dan lingkungannya.

Irfan mengungkapkan, tujuan dari Festival Ada' Tuho Ulumanda 2023 bukan untuk bersenang-senang, melainkan lebih dari itu festival ini mencoba menawarkan kearifan lokal sektor pertanian melalui seni tari dan teater sebagai salah satu bentuk kebudayaan konkret dalam menjawab tantangan krisis pangan yang dihadapi pemerintah.

"Di harapkan, karya komunitas Kabupaten Majene ini dapat diterima oleh semua kalangan dan dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi. Festival ini hanyalah sebagai pemantik semata, yang terpenting adalah nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat benar-benar diaplikasikan, terutama oleh masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri yang memiliki potensi besar sebagai pemasok pangan di Sulawesi Barat di masa yang akan datang," terang Irfan.

Kegiatan Festival Ada' Tuho Ulumanda dibuka 24 Juni oleh Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris DP. 

Pada festival tersebut, tradisi dan ritual Sakka Pariama dalam Ada' Tuho divisualisasikan dalam bentuk pertunjukan seni, drama, musik dan tari.

Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, penyelenggaraan festival sebagai salah satu upaya mendorong sanggar-sanggar seni yang ada di Sulbar agar semakin kuat, dan pemerhati seni juga semakin eksis.

"Pemerintah harus bisa berada di bagian terdepan untuk mendorong sanggar-sanggar seni bisa lebih hidup lagi kedepan," kata Idris.

Idris menjelaskan, Ada' Tuho merupakan salah satu bentuk aturan adat yang ada di tengah-tengah masyarakat Ulumanda.

"Ada' Tuho ini banyak pesan yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya bagaimana menjaga ketahanan pangan berbasis nilai lokal," ujarnya.

Idris berharap penyelenggaraan festival tetap berlanjut. Oleh karenanya, Ia mendorong para pemerhati dan komunitas seni yang ada di kabupaten untuk mengambil peran dalam rangka melestarikan seni dan budaya Sulbar.

Sekprov Idris menambahkan, kebudayaan merupakan salah satu sektor yang dapat mamajukan Sulbar selain dari sektor strategis, seperti kelautan, perikanan, perdagangan, perindustrian maupun pertanian. 

"Provinsi ini harus juga bisa maju dari  sektor kebudayaan. Pariwisata itu kompatibel dengan kebudayaan, pariwisata tidak akan maju tanpa ada  kebudayaan begitupun sebaliknya," tutupnya (Har/Red)


comments
close
Banner iklan disini