-->

Hot News

Komisi IV DPRD Sumenep Berencana Pangkas Anggaran Santri Entrepreneur

By On Senin, September 11, 2023

Senin, September 11, 2023


Foto: H Masdawi Komisi IV DPRD Sumenep

SUMENEP, MASALEMBOM.COM- Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merencanakan pemangkasan alokasi anggaran untuk program santri entrepreneur.

Menurut Anggota Komisi IV DPRD Sumenep H. Masdawi anggaran sebesar Rp 1,2 milliar yang dialokasikan untuk program tersebut dinilai gagal dan tidak memiliki output yang jelas.

Sebab berdasarkan evaluasi dari Komisi IV selama hampir 3 tahun berjalan, program santri entrepreneur hanya berkutat pada pelatihan yang terkesan seremonial dan tidak memiliki dampak secara langsung terhadap peningkatan dan pertumbuhan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ujungnya pembukaan lapangan pekerjaan.

Pihaknya, lantas mendorong Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudpoarapar) pada tahun anggaran 2024 mendatang, mengalokasikan anggaran santri entrepreneur untuk pembukaan gerai-gerai UMKM.

"Kita pangkas saja anggarannya dan dialokasikan untuk membuat tempat menjual sovenir, yang merupakan karya santri," tegasnya.

Sebab kata politisi Partai Demokrat ini, pembangunan gerai UMKM di sejumlah tempat wisata lebih memiliki out put atau hasil yang jelas, jika dibandingkan dengan pengadaan kegiatan pelatihan seperti program Santri Enterpreneur.

Para santri yang telah mengkuti Santri Enterpreneur, akan lebih semangat untuk mengasah kemampuan yang dimiliki, sekaligus memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.

"Tahun 2024 saya menginginkan, di tempat-tempat wisata, ada Lombang, Slopeng disitu dibuat tempat-tempat dimana sovenir dijual disitu, jangan hanya pelatihan saja. Jadi nanti gerai-gerai UMKM di sejumlah tempat wisata itu, akan diisi oleh produk hasil home industri dan UMKM yang dihasilkan oleh para santri," ungkapnya.

Selain itu, dirinya melihat bahwa sejauh ini di sejumlah tempat wisata yang menjadi ikon Kabupaten Sumenep, dirinya belum menemukan adanya tempat penjualan produk khas kota keris, yang ditawarkan kepada para wisatawan.

Padahal, hal tersebut bisa menjadi peluang besar dalam mendongkrak sektor pariwisata, UMKM dan ekonomi secara bersamaan. Tentunya, kata dia, tetap harus memberdayakan masyarakat lokal, dari berbagai kalangan, khsususnya calon pengusaha muda.

"Kita belum ada etalasenya kan, selama ini hanya pelatihan-pelatihan saja. Tapi prakteknya tidak diterapkan. Kalau begini, kapan akan berkembang," ujarnya. (TH)

comments