-->

Hot News

Tantangan Hoaks dalam Dunia Pendidikan, Topik Webinar Kominfo di Majene

By On Minggu, Mei 05, 2024

Minggu, Mei 05, 2024


MAJENE, MASALEMBO.COM - Banyak hal baik bisa dipetik dari dunia digital. Di samping kebaikan dan manfaatnya, dunia digital (internet) juga menyimpan sisi buruk berupa informasi salah (hoaks). Kecepatan penyebaran hoaks adalah wajah lain dari tantangan dunia pendidikan di era post-truth.

Untuk dapat mengenal dan mengatasi hoaks era post-truth, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Senin (6/5) pagi, pukul 09.00 WITA.

Mengusung tema ”Tantangan Hoaks dalam Dunia Pendidikan”, webinar yang akan diikuti secara nobar oleh pelajar dari berbagai sekolah itu rencananya menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Jawara Internet Sehat Sulteng Andi Rizky Herdiansyah, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majene Sarmin, key opinion leader presenter Tya Yustia, dan Syam Mudho selaku moderator.

”Webinar juga dapat diikuti secara gratis dengan cara mendaftar di link https://s.id/pendaftaranmajene0605. Peserta akan mendapatkan e-sertifikat dari Kemenkominfo, dan tersedia voucher e-wallet senilai total Rp 1 juta untuk 10 peserta yang terpilih dengan pertanyaan interaktif paling menarik,” tulis Kemenkominfo dalam rilis kepada awak media, Minggu (5/5).

Terkait topik webinar, Kemenkominfo menjelaskan, dalam konteks pendidikan, fenomena post-truth terutama terjadi dalam hal penyampaian informasi dan penilaian terhadap informasi yang disajikan. Di era digital, informasi dapat dengan mudah disebarkan dengan sangat cepat dan meluas.

”Informasi benar bercampur dengan yang salah. Ini mengakibatkan munculnya banyak informasi yang tidak terverifikasi atau salah yang dapat memengaruhi persepsi dan pandangan siswa terhadap suatu topik,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.

Fenomena post-truth, lanjut Kemenkominfo, erat kaitannya dengan penyebaran berita palsu (hoaks). Berita palsu dapat dengan mudah disebar melalui media sosial dan menjadi viral dalam waktu yang sangat cepat. ”Bahkan ketika berita palsu telah dikoreksi, dampak dari berita tersebut mungkin sudah telanjur menyebar dan mempengaruhi persepsi publik,” tegasnya.

Kemenkominfo menambahkan, pengaruh fenomena post-truth dalam pendidikan sangat berbahaya. Siswa dapat terjebak dalam pandangan yang salah atau dangkal tentang topik-topik penting yang dapat mempengaruhi keputusan mereka di masa depan. ”Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk berpikir kritis, mengevaluasi informasi secara objektif, dan membuat keputusan yang informasinya didasarkan pada fakta,” urai Kemenkominfo.

Untuk diketahui, gelaran webinar seperti di Kabupaten Majene, Sulbar ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang dihelat Kemenkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi penting, karena-menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)-pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*/red)

comments