-->

Hot News

Demo Pembagian PI; Kalma Hingga Bupati Turun ke Jalan

By On Jumat, Juni 22, 2018

Jumat, Juni 22, 2018

Tampak mantan Bupati H Kalma Katta dan Bupati Majene H Fahmi Massiara (Foto: Ashari/masalembo.com)


MAJENE, MASALEMBO.COM - Usai shalat Jumat (22/6), sekitar pukul 14.00 Wita, sejumlah orang terlihat memenuhi jalan di pusat pertokoan kota Majene. Mereka mulai menyuarakan penolakan rancangan pembagian saham participasing interest (PI) pengelolaan minyak dan gas (migas) blok Sebuku pulau Lereklerekang. 

Sebelum aksi dimulai, para penggerak aksi unjuk rasa ini tampak menyiapkan sejumlah alat pengeras suara (sound system). Mereka menyusun di atas mobil Pick Up. Sementara, Polisi telah siap berjaga di tempat itu.

Tak berselang lama, jumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Majene itu, terus bertambah. Beberapa Instansi daerah juga datang berombongan dengan membawa atribut. Para orator kemudian silih berganti menyuarakan pendapat mereka diiringi sorak gemuruh dari massa aksi. Cuaca hari itu mendung namun tidak turun hujan.

Di bawah patung perjuangan jalan Gatot Subroto kota Majene itulah anggota DPRD Adi Ahsan, Darmansyah, Hasbinah Arief Saleh, mantan Bupati Majene Kalma Katta serta beberapa tokoh lainnya bergantian orasi kepada ribuan massa yang kian bertambah. Mereka menyuarakan kegundahan hati akan rencana Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar membagi saham PI blok Sebuku tanpa mengindahkan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.

Aksi demo terus berjalan, Jl. Trans Sulawesi di pun kian sempit dilintasi kendaraan, sebab sudah dipenuhi demonstran. Mobil yang melintas pun terpaksa merayap pelan.

Tidak lama kemudian rombongan Bupati Majene dan Wakilnya datang ke lokasi demo, dikawal puluhan orang.

Dalam orasinya Fahmi mengaku telah melakukan pembicaraan secara kekeluargaan dengan Gubernur ABM. "Kalau ingin masalah ini selesai kita berpatokan saja dengan notulen wakil presiden yaitu 50:50," kata Fahmi di tengah ribuan warga yang tumpah ke jalan.

Fahmi mengatakan, rencana pertemuan yang sedianya dilakukan hari ini memang batal dan diundur setelah selesai pilkada Polman. Namun dia mengaku salut akan upaya aksi yang terus massif dilakukan karena pihaknya juga sudah melakukan upaya diplomasi di tingkat eksekutif.

Kata dia, perundingan dengan Gubernur sudah sedikit memberikan titik terang. "Kemarin saat menghadiri acara Festival Budaya Cakkuriri di Sendana bertemu Gubernur," katanya. 

Dalam kesempatan itu lanjutnya, Bupati kembali mengutakan keinginannya atas nama masyarakat Majene agar blok Sebuku dibagi dua, "Gubernur ternyata tertawa, sepertinya merespon baik," kata Fahmi menceritakan.

Fahmi mengatakan, "masyarakat Majene harus optimis sebab semua lini berada di pihak kita, bahkan sebagian orang yang ada di provinsi dan seluruh masyarakat Majene menginginkan 50:50."

Dia mengaku, pihaknya akan tetap berpedoman pada notulen yang disepakati sebelumnya dan berharap tidak ada keputusan baru yang akan keluar pada pertemuan selanjutnya.

Ditempat yang sama, Wakil Bupati Majene, Lukman menegaskan, desakan warga Majene yang menuntut pemerintah provinsi tidak keluar dari kesepakatan awal dalam membagi PI di atas kini telah menemui titik terang.

"Kita tidak akan berhenti sampai titik darah penghabisan. Kita tidak akan pernah mundur dari angka 50:50. Hanya ada satu bahasa, yaitu 50:50," kata Lukman.

Lukman juga mengapresiasi setiap langkah perjuangan masyarakat Majene yang sejak awal konsisten dengan komitmen pembagian PI sesuai dengan notulensi MoU di istana Wapres 2015 silam.

"Kita akan tercatat oleh sejarah bahwa kita telah memperjuangkan hak kita yang sedang diganggu oleh pihak lain. Saudara telah berhasil. Selanjutnya, biarkanlah kami yang melanjutkan perjuangan ini di tingkat diplomasi," ungkap Lukman dalam orasinya.

Sementara itu, Mantan Bupati Majene, Kalma Katta mengatakan, Majene merupakan tulang punggung. PI tersebut bisa didapatkan karena saat itu warga Majene berjuang bersama Pemprov Sulbar untuk mendapatkan hal tersebut. Namun ketika hal tersebut akan didapatkan kata Kalma, saat itu juga pejabat Pemprov ingin mengobok-obok MoU. 

"Saya bersama Pak Fahmi (Bupati-red) saat itu memperjuangkan, sehingga kita bisa diundang untuk meyaksikan penandatangan MoU tersebut," Kalma menandaskan.

Dia juga berharap warga Majene dapat mendukung langkah perjuangan Pemkab dalam memperjuangan apa yang menjadi haknya.

Aksi demo yang kedua ini dikawal sekira 350 personel terdiri satuan Polres Majene, anggota Brimob Polda Sulbar dan Sabhara serta TNI. 

Kapolres Majene AKBP Asri Effendy mengatakan, aksi kali ini relatif kondusif meskipun terjadi riak-riak dan dinamika unjuk rasa. "Alhamdulillah bisa dikomuikasikan dengan baik terima kasih kepada Korlap yang bisa mengedaikan massanya," ujar Asri.

Massa yang memenuhi sebagian badan jalan tak elak menimbulkan sedikit gangguan arus lalu lintas namun masih bisa dilalui karena sigapan para personel Lalu Lintas Polres Majene. (ash/har)

comments