-->

Hot News

IMM Majene Kecam Aksi Represif Anggota Polres Pamekasan Madura

By On Jumat, Juni 26, 2020

Jumat, Juni 26, 2020

Bendera IMM (sumber: adakitamews)


MAJENE, MASALEMBO.COM - Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengecam represifitas salah seorang aparat Polres Pamekasan terhadap kader Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Aksi polisi yang dinilai represif terjadi saat puluhan kader PMII melakukan unjuk rasa di Depan Kantor Bupati Pamekasan, 25 Juni 2020.

Mereka menuntut Bupati Pamekasan mengambil tindakan tegas terhadap pertambangan Galian C ilegal di Kabupaten Pamekasan.

Aksi penolakan tambang ilegal ini berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Berdasarkan video amatir aksi yang beredar di sosial media, terlihat salah seorang massa aksi menjadi korban represif anggota Polres Pamekasan. 

Pengurus PC IMM Majene Sulawesi Barat (Foto: IMM Majene)


Ketua Umum PC IMM Majene, Albar sangat menyayangkan hal tersebut. Ia mengatakan, sikap aparat tersebut sangat tidak mencerminkan Polri sebagai pengayom masyarakat. 


"Yang semestinya mengayomi dan melayani masyarakat, serta menjadi mitra untuk mengawal setiap aspirasi, bertindak selayaknya preman," tukas Albar, Jumat (26/06/2020).

IMMawan Albar mengungkapkan, bukan hal baru kepolisian gagal mendidik anggotanya. Hal serupa pernah terjadi terhadap kader IMM, IMMawan Randi (almarhum) yang terlibat dalam aksi 26 September 2019 di Kantor DPRD Halu Oleo. Berdasarkan investigasi lapangan, almarhum Randi mengalami luka tembak, saat bentrok dengan polisi.

"Walaupun tidak jelas sejauh mana autopsi yang dilakukan, tapi oknum Polri yang semestinya turut menjamin keberlangsungan hidup dan keamanan masyarakat, nyata telah gagal," tandasnya. 

IMMawan Albar menambahkan, sikap represif bisa jadi tidak hanya dialami oleh kader IMM dan PMII, tapi seluruh bentuk solidaritas dan perkumpulan yang membawa aspirasi masyarakat bisa menjadi bulan-bulanan oknum kepolisian, apabila kasus ini tidak mendapat perhatian khusus. (mis/red)

comments