-->

Hot News

Sebelum Gantung Diri Kades Buangin Tinggalkan Sepucuk Surat

By On Kamis, Juli 30, 2020

Kamis, Juli 30, 2020

Ilustrasi (Inet)


MAMASA, MASALEMBO.COM - Kematian Kepala Desa Buangin, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Pelipus meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat desa setempat.

Kades Pelipus ditemukan warga dalam keadaan tergantung kabel microphone pada batang kopi di sebuah kebun. Almarhum ditemukan sudah tak bernyawa sesaat sebelum pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Buangin Tahap ke III.

Almarhum Pelipus diketahui merupakan sosok baik. Di mata sahabat, rekan, dan kenalan, almarhum dikenal lugas dalam pergaulan.

Namun kematian Pelipus yang diduga melakukan gantung diri di kebun kopi milik warga menyisakan tanya dan pilu yang mendalam.

Sejumlah fakta dan spekulasi bermunculan pasca kematian Kades tersebut. Ada dugaan bahwa almarhum nekat bunuh diri lantaran sudah tidak sanggup menghadapi permasalahan yang menimpanya selama menjalankan kepemimpinan di Desa Buangin.

Spekulasi lain adalah diduga almarhum terbebani selama menjalankan pemerintahan desa lantaran apa yang dilakukan bertentangan dengan hati nuraninya.

Sepucuk surat yang ia tinggalkan rupanya akan membuka tabir rahasia kematian Pelipus. Ia tulis surat itu di malam sebelum mengakhiri hidupnya.

Berikut isi surat almarhum kepada keluarganya sebelum gantung diri.

Pesan-pesan saya buat keluarga, kiranya apa yang terjadi pada saat ini tidak mempengaruhi hubungan atau tatanan keluarga.

Untuk istri tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga sama Dirga, sekolahkan dengan baik, maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu.

Surat Kades Buangin Pelipus, ditulis di malam hari sebelum esoknya bunuh diri. (Istimewa/masalembo.com)


Buat ananda Arga dan Dirga, sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang dilakukan bapak kalian, jangan sekali-kali masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita. Kalau kalian sudah besar nanti, jaga baik-baik ibu kalian kasihi dan sayangilah.

Maafkan saya, saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi, dari pada tiap hari melakukan kebohongan hanya karena terpaksa. Selamat tinggal semuanya, aku akan pergi untuk selamanya.

Harapan saya semoga desa saya, daerah yang saya cintai lebih maju dan masyarakat akan sejahtera.

Sekali lagi, bagi semua masyarakat saya, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudaraku.

Terima kasih atas dukungannya selama saya menjalankan pemerintahan saya, kiranya Tuhan mengampuni akan semua kesalahan yang terjadi selama ini dan tidak akan menjadi batu sandungan bagi pemimpin seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta ini.

Jika merujuk kebelakang, Pemerintah Desa Buangin memang sempat didemo oleh mahasiswa pada akhir Mei lalu. Pemdes didemo terkait pengelolaan anggaran desa yang dinilai tidak transparan.

Pada aksi tersebut, mahasiswa juga menyegel kantor Desa Buangin hingga polisi harus turun tangan membuka segel. Selain itu, kasus pengelolaan anggaran Desa Buangin juga telah dinilai Inspektorat Kabupaten Mamasa dan mengeluarkan rekomendasi kepada Pelipus untuk mengembalikan kerugian negara yang ditimbulkan.

Namun mengenai permasalahan yang dialami kepala desa itu, yakni adanya temuan pelanggaran dalam pengelolaan desa, pihak kepolisian mengatakan sudah selesai. 

"Saya kira itu sudah selesai, dan bahkan Inspektorat memberikan rekomendasi pengembalian, dan saya rasa semuanya sudah selesai, dan tinggal memikirkan pembangunan Desa," kata Iptu Dedi Yulianto, Kasat Reskrim Polres Mamasa, Senin (27/7) kemarin. (*)


Penulis: Kedi Liston Parangka
Editor: Harmegi Amin

comments