-->

Hot News

(Feature) : Bersabar Diantara Ujian Covid-19 dan Kebutuhan Keluarga

By On Jumat, Oktober 30, 2020

Jumat, Oktober 30, 2020



PAGI itu, seperti biasanya Mirna memulai aktivitasnya menyapu halaman depan rumahnya dari sisa sisa dedaunan yang gugur akibat termakan usia. Mirna adalah anak satu-satunya dari pasangan Ahmad dan Sri.

Ayah Mirna, Ahmad berprofesi sebagai sopir umum jurusan Mamuju - Pasangkayu, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Sebelum terinveksi virus corona, Ahmad menjadi tulang punggung bagi keluarganya.

Ahmad terpapar virus corona setelah mengantar penumpang carteran ke Makassar.

Sejak ayahnya divonis terinveksi virus corona pada pertengahan bulan Juli lalu, Mirna mulai memutar otak. Ia bertekad membantu perekonomian keluarganya.

Sejak awal orang tua Mirna memang melarang anaknya untuk mencari pekerjaan pasca lulus SMA, katanya, Mirna harus melanjutkan pendidikan sampai sarjana. Itu harapan kedua orang tuanya.

Walau kehidupan keluarga Mirna tergolong berekonomi bawah, Mirna tak pernah minder maupun berkecil hati.

Mirna bangga kepada orang tuanya yang mencari rezeki dengan cara halal, walau mobil yang digunakan selama mencari rezeki milik orang lain yang dipercayakan kepada ayahnya.

Bagi Mirna keluarga adalah tumpuhan harapannya.

"Saya tidak malu walau orang tua saya seorang sopir. Yang penting bagi saya adalah keluarga yang bertanggungjawab dan saling menyayangi. Mereka adalah pahlawan bagi saya," kata Mirna. 

Kala itu, Mirna mencoba mencari suatu pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarganya, dalam kondisi dilema akibat dicap sebagai keluarga terpapar, Mirna tetap berbesar hati dan melangkah dengan penuh percaya diri. Dia tak menghiraukan cemoon tetangganya dan orang dekat yang ada disekelilingnya.

Bagi Mirna, penyakit Covid-19 bukan suatu aib. Dalam situasi demikian Mirna tetap bersabar, padahal Mirna dan ibunya dinyatakan negatif setelah uji swab pasca terinveskinya sang ayah.

Beban berat dihadapi Mirna dan ibunya, di wajah teduhnya Mirna terus tersenyum walau hatinya merontah. Dia tetap memberi semangat kepada kedua orang tuanya.

Dengan mengandalkan ijazah SMA, Mirna mulai menulis surat lamaran pekerjaan. Kertas HVS menjadi catatan pertama Mirna memulai langkah awal dalam dunia pekerjaan. Surat lamaran itu dimasukan kebeberapa perusahan swasta, walau tak memiliki pengalaman dasar, Mirna pasrah, semua diserahkannya kepada yang Maha Kuasa. 

"Rezeki sudah diatur oleh Allah, tinggal kita berusaha dan berdoa," ucap Mirna.

Hampir sebulan Mirna menunggu informasi dari perusahan perusahan tempatnya memasukan berkas lamaran, namun keberuntungan belum berpihak kepadanya.

"Saya tidak putus harapan, saya paham mungkin perusahan tempat saya memasukan lamaran tengah menghadapi situasi pandemi," kata Mirna. 

Disini lain, ada rasa kesyukuran Mirna karena keluarganya termasuk diantara ribuan orang yang mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. 

"Dengan BLT yang kami terima bisa membantu kebutuhan keluarga," ujarnya.

Waktu terus berjalan, Rabu 2 September 2020, adalah hari kelahiran Mirna, kini usia Mirna telah beranjak 20 tahun. Di hari kelahirannya itu kabar baik akhirnya berpihak kepadanya. 

Mirna mendapat kabar dari salah satu perusahan swasta percetakan, dia diterima bekerja setelah sekian bulan lebih harus bersabar. Dia dipercayakan sebagai karyawan di perusahan tersebut.

"Tuhan Maha Adil," ucap Mirna dengan rasa syukur.

Tak sampai disitu, kabar baik kembali berpihak kepadanya. Tiga hari setelah mendapatkan kabar dari perusahan percetakan, Mirna kembali mendapatkan kabar dari ayahnya yang sebulan lebih dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19, bahwa ayahnya dinyatakan sembuh setelah uji swab sebanyak tiga kali. 

"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, ini adalah kado terbesar yang diberikan Allah kepada saya dan keluarga," ujar Mirna dengan nada haru.

Kata Mirna, sabar adalah kunci kesuksesan. Dengan sabar Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya.

Kini harapan orang tua Mirna untuk melanjutkan pendidikan sarjana anaknya pun terlaksana. Mirna kini tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi yang ada di Mamuju, Sulawesi Barat.

Mirna berpesan kepada semua orang, rangkulah mereka yang membutuhkan, berikan mereka motifasi dan semangat kepada yang terpapar Covid-19, jangan dihindari karena wabah dari penyakit Covid-19 bukan lah suatu aib. Allah tidak tidur tapi Allah menguji hambanya yang bersabar. Sabar adalah kunci dibukanya rezeki.

Sebelum mengakhiri kisahnya, Mirna kembali berpesan, dimasa pandemi Covid-19 saat beraktivitas diluar rumah agar tetap mengikuti anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun).

(Foto sumber tak ditampilkan atas permintaan keluarga sumber).

(Sudirman)

comments