-->

Hot News

Perempuan di Jalan Terjal Perjuangan Tolak UU Cipatkerja Kabupaten Sumenep

By On Rabu, Oktober 14, 2020

Rabu, Oktober 14, 2020

Perempuan-Perempuan dalam aksi Tolak UU Cipta Kerja di Kabupaten Sumenep.


SUMENEP, MASALEMBO.COM - Gelombang demonstrasi tolak Undang-Undang Cipatkerja dikabupaten Sumenep terus mejingkat eskalasinya, tak terkecuali sejumlah aktivis perempuan yang bernai bersuara lantang menempuh jalan terjal, menyuarakan penolakan terhadap Undang-Undang Cipatkerja. Selasa 13/10/2020

Sejak Gelombang perjuangan penolakan UU Cipta kerja, ada satu aktivis perempuan orator aksi yang selalu menjadi perhatian sejumlah orang, karena orasinya yang lantang dan lugas dalam menyampaikan aspirasi penolakan terhadap UU Ciptakerja yang disahkan DPR RI.

Perempuan itu bernama Arisya Dinda Nuramala Putri, mahasiswa yang masih duduk dibangku kuliyah ini disalah satu kampus swasta dikabupaten Sumenep ini menyampaikan bahwa penting bagi perempuan untuk terlibat langsung dalam penolakan UU Ciptakerja, yang juga berdampak terhadap perempuan utamanya para pekerja perempuan, dirinya juga mengaku keterlibatannya merupakan bentuk nyata pentingnya peran perempuan dalam gerak sejarah

"Keterlibatan saya dalam aksi menolak UU Cipta kerja ini berdasarkan atas keyakinan politik saya bahawa UU Cipta Kerja ini sama sekali tidak mengakomodir kepentingan rakyat," Ujar Aktivis Perempun yang biasa disapa Dinda kepada awak media

Disinggung terkait beredarnya beberapa foto dirinya dengan caption yang seolah-olah mendiskriditkan nya, Dinda mengatakan hal itu merupakan bentuk persekusi baginya untuk mematahkan semangat dan keberanian nya didalam mengarungi jalan terjal perubahan, untuk mengembalikan hak-hak demokratis publik, yang semakin terancam dengan diterbitkan nya Undang-Undang Cipta Kerja ini.

Lanjut dinda bentuk persekusi itu sengaja digaungkan untuk menyasar masyarakat yang masih dalam situasi budaya patriarki, memang menurutnya tidak mudah menjadi perempuan demonstran ditengah kultur masyarakat patriariki, tentu akan menghadapi jalan yang cukup terjal, Namun dirinya mengaku itu tidak menyulutkan keberanian nya untuk tetap terlibat dalam setiap gerak perubahan dalam sejarah, menuntut kesetaraan gender utamanya hak-hak perempuan dalam ruang sosial politik, ekonomi dan kebudayaan

"Itu merupakan bentuk persekusi, untuk memukul mundur gerakan rakyat, dengan segala cara, utamanya perempuan dalam penolakan UU Cipta Kerja, memang tidaklah mudah disituasi masyarakat patriarki menjadi seorang demonstran perempuan, akan tetapi saya tidak gentar untuk terus berjuang dalam jalan terjal ini,"Tegasnya

Perempuan yang terinspirasi dari salah seorang tokoh perempuan dunia yang menyeruakan pembebasan perempuan lewat kelas pekerja dan salah satu yang menginisiasi lahirnya gari perempuan internasional Clara Zetkin ini, menyampaikan dalam situasi penindasan yang semakin nyata tidak ada pilihan lain bagi kaum perempuan selain terlibat aktif dalam perjuangan rakyat tertindas disemua pelosok negeri, terutama yang terdekat menyuarakan penolakan terhadap UU Cipta Kerja

"Perempuan ada dan selalu berlipat ganda untuk terlibat dalam perjuangan, menolak UU Cipta Kerja," tandasnya

Untuk itu dia mengajak kepada seluruh perempuan, agar terlibat aktif dalam perjuangan menolak UU Cipta Kerja mulai dari Mahasiswi, Emak-emak, dan perempuan muda pekerja, untuk bangkit melawan penindasa.

Selain itu dia meminta kepada semua masyarakat secara luas utamanya laki-laki untuk mendukung gerakan perempuan dalam menuntut kesataraan, dan mengutuk keras segala bentuk diskriminasi perempuan dalan ruang sosial politik, ekonomi ,dan kebudayaan

"Saya mengajak kepada semua elemen perempuan, dan sektor-sektor lain untuk terlibat aktif dalam perjuangan perempuan dan bangkit melawan segala bentuk penindasan dan persekusi," Tutupnya dengan tegas. (Thofu)

comments