-->

Hot News

GMNI: Penanganan Stunting di Majene Tidak Serius

By On Jumat, Januari 26, 2024

Jumat, Januari 26, 2024

Ketua GMNI Cabang Majene Agung Prasetyo [ist]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Majene menyayangkan masih ditemukannya bayi penderita gizi buruk di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Hal tersebut bagi GMNI menjadi bukti ketidak seriusan Pemeritah Daerah dalam penanganan stunting.

Ketua GMNI Majene Agung Prasetyo mengatakan, ditemukannya bayi gizi buruk itu merupakan indikasi kegagalan Pemerintah setempat dalam penanggulangan stunting. Agung menilai, apa yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Majene hanya bersifat seremonial namun pada kenyataannya di lapangan, program penanganan stunting jauh dari harapan.

"Kalau saya melihat kasus gizi buruk ini artinya memang tidak ada penanganan serius dan tidak ada perhatian serius dari pemerintah, karena kan sudah kronis, masalah gizi ini," ujar Agung, Rabu (24/01/2024).

Agung menilai, tidak ada keseriusan penanganan gizi anak mulai dari tingkat bawah sampai ke atas. "Tentu ini kesalahan pemerintah, baik mulai pemerintah tingkat RT, dusun, bahkan sampai desa maupun Pemerintah Kabupaten," ujarnya.

Ia mengatakan, tidak ada konektifitas dan sinergi yang dilakukan pemerintah dalam penanganan stunting, terutama dalam hal pengelolaan wilayah, pemetaan potensi berdasarkan kondisi masyarakat. 

"Harusnya ini sudah terdeteksi sejak awal, tapi saya melihat tidak ada satu pintu informasi yang dikelola oleh Pemda padahal penanganan stunting ini lintas sektoral, ada beberapa OPD yang terlibat," ucap Agung.

Agung menyoroti Pemda Majene yang selama ini hanya berputar-putar pada kebijakan, tetapi tidak menyentuh akar rumput di masyarakat. 

"Jangan sampai anggaran penanganan stunting ini hanya habis di rapat saja," ucapnya.

Sebelumnya, diberitakan seorang bayi usia 9 bulan menderita gizi buruk ditemukan di Dusun Konja Selatan, Desa Pamboborang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene. Bayi malang tersebut bernama Muhammad Arsyad, adalah anak pasangan Ani dan Arifuddin. Kedua pasangan ini memiliki 4 orang anak, dan Muhammad Arsyad adalah putra keempat mereka. 



Kepada awak media belum lama ini, Ani mengaku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Sedangkan suaminya, Arifuddin, adalah buruh bangunan yang belakangan ini tak berkerja. Ia mengaku akhir-akhir sulit mencari pekerjaan bahkan menjadi tukang sekalipun. Saat ini Arifuddin hanya bisa mencari barang-barang rongsokan di tempat akhir pembuangan sampah untuk dijual demi memenuhi kebutahan hidup sehari-hari keluarganya.

Ani mengaku, terus bertekad menyembuhkan putranya dari kondisi yang dialami saat ini. Tekad itu menjadikan dia bertahan di RSUD Majene menunggu sampai tubuh Muhammad Arsyad membaik meski dokter mengatakan perawan anaknya akan memakan waktu cukup panjang. 

"Demi anak saya tetap di sini pak, meskipun sedikit sudah merasa bosan," ujarnya pada awak masalembo.com.

Beruntung selama di RSUD Majene Ani mengaku tak pernah sekalipun dimintai biaya untuk perawatan anaknya. Namun, ia sangat butuh biaya untuk kebutuhan sehari-hari selama berada di Rumah Sakit, apalagi dia masih punya anak yang lain yang masih kecil, usia 5 tahun. (Har/red)

comments