-->

Hot News

Arsal Ingin Desa dan Kabupaten Bersinergi Membangun Infrastruktur, Ini Penjelasannya

By On Sabtu, Februari 02, 2019

Sabtu, Februari 02, 2019

Acara penyerahan bantuan sepeda motor bagi sejumlah kelompok usaha perikanan di Baturede Desa Budong-Budong Kecamatan Topoyo. (Jamal Tanniewa/masalembo.com)

MATENG, MASALEMBO.COM -- Keinginan Pemkab Mateng membangun seluruh infrastruktur di daerah ini sangat besar. 
  
Terutama jalan dan jembatan. Namun kemampuan anggaran masih sangat terbatas sehingga pembangunan dilaksanakan bertahap. Demikian dikatakan Ketua DPRD Mateng H Arsal Aras, saat penyerahan bantuan sepeda motor bagi sejumlah kelompok usaha perikanan di Baturede Desa Budong-Budong Kecamatan Topoyo, Rabu (31/01/2019). 
 
Menurut Arsal, bupati sangat ingin membangun infrastruktur dengan cepat. Agar seluruh masyarakat dapat merasakannya. Sekaligus membuktikan bahwa pembangun itu ada. Ia mencontoh pembangunan jalan dari Topoyo hingga Patulana. Awalanya hanya satu kilometer yang kemudian dilanjut secara bertahap. "Sekalipun prosesnya lambat, tapi ini menandakan bahwa perhatian pemerintah pada infrastruktur jalan sangat besar," jelasnya.   

Patut diketahui bahwa pembangunan tak hanya bertumpu pada infrastruktur jalan dan jembatan saja. Pemerintah kabupaten juga bertanggungjawab pada pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan. Seperti pembangunan gedung SD dan SMP diseluruh pelosok desa. Serta pembangunan Pustu dan Puskesdes. Sebab dalam Undang-Undang sektor tersebut harus diberikan porsi anggaran sebesar 20 persen. 

Terkait hal itu, Arsal berharap kepala desa aktif membangun komunikasi ke pemerintah kabupaten. Mengingat anggaran desa yang dikucurkan melalui APBN dan APBD cukup besar. Setiap tahun berkisar Rp1 miliar bahkan lebih. Dengan anggaran sebesar itu, desa bisa sharing untuk berbagi kewenangan. "Sebab tidak semua infrastruktur harus dibiayai kabupaten," katanya.    

Dijelaskan Arsal, seluruh OPD, baik DKP, pendidikan dan kesehatan, memiliki link ke bawah. Olehnya desa harus rutin berkoordinasi agar arah pembangunan bisa bertemu. 

"Ampunna (jika,red) jalan dusun dan jalan desa mungkin tanggungjawab desa. Karena kalau kabupaten yang turun membiayai, ya' cappu kale do'i (Yah bisa saja habis uang,red) di kabupaten. Sementara kabupaten juga harus berbenah, itu sebabnya kewenangan harus dibagi," terang Arsal. 

Kata Arsal, selama ini Pemkab Mateng telah berbuat maksimal, namun kemampuan masih sangat terbatas. Sebab itu penerima diminta tidak menyalahgunakan bantuan yang telah diberikan. "Gunakan dengan sebaik-baiknya agar fungsinya tepat sasaran," pintanya.  

Putra Bupati Mateng itu mencontohkan beberapa masalah yang terjadi masa lalu. Terkadang bantuan bibit tidak dikelola di kebun, tapi malah ditemukan di toko. Diberikan sepeda motor untuk dagang ikan, tapi dijadikan ojek atau digunakan sekolah. Dibantu mesin katinting larinya ke gunung digunakan pabrik kelapa. "Memang betul itu bermanfaat, tetapi tidak tepat sasaran," tutup Arsal. (jml/riz)


comments