-->

Hot News

Fenomena Kematian Massal Babi Hutan Picu Krisis Air Bersih di Ulumanda

By On Selasa, September 12, 2023

Selasa, September 12, 2023

Warga di Taukong, Desa Tandeallo, Kecamatan Ulumanda mengambil air bersih dengan jeriken, Senin (11/09/2023). Krisis air bersih terjadi beberapa hari terakhir usai ditemukannya bangkai babi cemari sungai. [Foto: Gugun Gunawan]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Beberapa hari terakhir masyarakat di dua desa di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene diresahkan banyaknya babi hutan ditemukan mati. Celakanya bangkai babi ditemukan warga mencemari sumber air bersih yang dikonsumsi masyarakat.

Dari hasil penulusuran warga, bangkai babi ditemukan di beberapa titik di sepanjang sungai sumber mata air. Bahkan warga menemukan tulang berulang yang dipastikan rangka babi.

Kepala Dusun Salutallang di Desa Tandeallo, Suardi mengatakan, pihaknya bersama beberapa orang telah menyusuri sungai sumber air bersih, dan mereka menemukan setidaknya empat bangkai babi saat itu.

"Kita lakukan survei dengan teman-teman ke hulu sungai, ternyata baru satu sungai kecil yang menuju sungai besar sumber air bersih, kami sudah temukan beberapa (bangkai babi), ada yang sudah hancur ada yang masih membusuk," ujar Suardi melalui video singkat pada Sabtu, 9 September 2023.

"Jadi kami harapkan kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi air kita sementara ini karena sudah kita dapatkan bangkai babi," ujarnya.

Keterangan lain disampaikan Munir Amin, tokoh masyarakat dan juga Imam Masjid di Taukong. Ia mengatakan kejadian ini sangat memprihatinkan sebab telah mencemari air bersih yang selama ini dikonsumsi warga.

"Kita akan tetap alirkan air ke pipa karena banyak warga kita yang tetap butuh, misalnya yang pelihara ikan dan lain-lain, tapi yang jelas tidak boleh dikonsumsi untuk sementara," terang Munir.

Kepala Desa Tandeallo, Budiamin memastikan, pihak Pemdes akan segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini. Sebab sejak penemuan bangkai babi di sungai sumber air bersih, mendadak warga enggan mengkonsumsi air yang dialirkan ke rumah-rumah mereka. Kini di Tandeallo terjadi krisis air bersih yang membuat masyarakat jadi mengeluh.

Warga telah melakukan berbagai upaya mendapatkan air layak konsumsi. Beruntung masih terdapat sumber air yang dipastikan masih aman dari pencermaran bangkai babi. Mereka dapat mengambil air meski dengan cara menimbah dengan jeriken dan galon.

Selain di Tandeallo, warga Desa Kabiraan juga mengalami hal serupa. Kepala Desa Kabiraan Abdul Azis Taba melalui voice yang diterima via WhatsApp mengatakan, akan segera melakukan pengeboran guna mendapatkan air bersih bagi warganya.

"Saya bertahan di sini (di Majene) untuk melakukan perubahan anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2023, dari beberapa kegiatan dialihkan untuk menjadi pengadaan dan pembuatan sumur bor. Supaya menjadi solusi terpenuhinya sarana air bersih," kata Azis.

Sementara itu, pihak Dinas Kesehatan Pemda Majene telah menurunkan tim terkait fenomena banyaknya babi hutan ditemukan mati di Kecamatan Ulumanda. Sayangnya petugas Dinkes tak dapat melakukan uji laboratorium untuk menjawab secara pasti kejadian maraknya babi hutan yang ditemukan mati di daerah aliran sungai di Ulumanda.

"Kami tidak menemukan babinya karena kata warga itu jauh masuk di hutan dan kejadiannya sudah seminggu, jadi tidak dapat mengambil sampel," kata drh St Khadijah Hardyanti dari UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Totoli Kabupaten Majene, Senin (11/09/2023).

St Khadijah mengatakan pihaknya tidak dapat mengambil kesimpulan terkait maraknya babi mati di Ulumanda sebab tidak dapat dilakukan uji sampel di laboratorium. Meski demikian, Khadijah mencoba menganalisa laporan yang disampaikan masyarakat sehingga ia menduga kemungkinan penyebab maraknya babi mati karena beberapa faktor. Petama kata dia, babi hutan bisa mati karena kelaparan di musim kemarau berkepanjangan saat ini, kedua kemungkinan keracunan, dan ketiga kemungkinan disebabkan oleh virus.

"Kalau soal yang virus ini kan memang lagi ada yang mewabah, namanya ASF (African Swine Fever), tapi kita tidak bisa pastikan tanpa uji lab," terang Khadijah Hardyanti, Senin (11/09/2023).

Hardyanti menegaskan untuk virus ASF warga tak perlu takut sebab tak dapat menular kepada manusia. "Ini menular hanya kepada sesama babi saja," pungkasnya. (Har/Red)


comments